dunia

Ketika Batu Bara Impor dari Indonesia sangat Berharga buat Serbia

Rabu, 9 Juli 2025 | 19:15 WIB
Perusahaan listrik EPC dari Serbia mengimpor batu bara dari Indonesia dengan memindahkan jalur pengiriman. (EPS)

KONTEKS.CO.ID - Produsen listrik milik negara Serbia, EPS, mengumumkan mulai mengimpor batu bara dari Indonesia melalui Pelabuhan Luka Bar di pesisir Adriatik, Montenegro.

Langkah ini diambil untuk mendiversifikasi jalur impor batu bara ke negara tersebut.

Saat ini, EPS mengimpor batu bara Indonesia melalui Pelabuhan Constanta di Rumania, lalu mengirimkannya melalui Sungai Danube ke Pembangkit Listrik Nikola Tesla (TENT) di dekat Obrenovac.

Namun, permukaan air Danube yang rendah saat musim kemarau kerap menghambat pengangkutan, menurut pernyataan EPS awal pekan ini.

Baca Juga: Batu Bara RI Tak Laku di China-India? ESDM Angkat Bicara

Untuk memastikan pasokan batu bara ke TENT tetap lancar dan meminimalkan risiko terhadap ketahanan energi, EPS telah menetapkan Pelabuhan Bar sebagai titik bongkar tambahan.

Hal ini disampaikan Direktur Utama EPS, Dusan Zivkovic, usai bertemu Kepala Pelabuhan Luka Bar, Ilija Pjesic, di Kota Bar, Montenegro.

Pengiriman perdana batu bara Indonesia ke pelabuhan tersebut diperkirakan tiba pada awal September.

Dari sana, batu bara akan diangkut ke TENT menggunakan jalur kereta api melalui kerja sama dengan Montecargo dan Srbija Kargo.

Baca Juga: Harga Batu Bara Dunia Anjlok, Ekspor Indonesia Terancam Kalah Saing

Seperti diketahui EPS Serbia telah mengimpor sekitar 2,5 juta ton batu bara sejak awal 2025, dan berencana mencapai total 4,2 juta ton sepanjang tahun ini.

Tren ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Serbia, yang pada tahun lalu menyetujui impor hingga 4 juta ton batu bara demi memenuhi kebutuhan pembangkit listrik nasional .

Nilai impor batu bara Indonesia ke Serbia belum disebutkan secara spesifik, tetapi berdasarkan data agensi Balkangreenenergynews, total belanja negara pada listrik dan impor batu bara diperkirakan mencapai sekitar 1 miliar euro atau sekitar Rp19 triliun pada akhir 2024.

Baca Juga: Permintaan Menurun, Industri Batu Bara Indonesia Mengalami Tekanan

Halaman:

Tags

Terkini