KONTEKS.CO.ID - Malaysia akan memberikan bantuan kemanusiaan sebesar RM10 juta atau sekitar Rp37,3 miliar untuk membantu korban gempa di Myanmar, kata Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim hari ini.
Dia mengatakan kontribusi tersebut mencerminkan tanggung jawab dan solidaritas Malaysia sebagai Ketua ASEAN 2025, dan menambahkan bahwa dia telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Datuk Seri Mohamad Hasan untuk memimpin misi kemanusiaan ke Myanmar minggu depan.
“Kunjungan ini bertujuan untuk menunjukkan dukungan kuat Malaysia terhadap operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) yang sedang berlangsung, termasuk upaya dari tim Badan Pengelola Bencana Nasional (Nadma) yang telah memulai penerjunan mereka di lapangan hari ini,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Menurut Bernama, 50 anggota Tim Pencarian dan Penyelamatan Khusus Malaysia (SMART) di bawah Nadma telah berangkat menuju Naypyidaw pagi ini untuk membantu misi kemanusiaan dan upaya SAR.
Anwar mengatakan kerja sama dan tindakan kolektif antar negara ASEAN sangat penting dalam mengatasi krisis kemanusiaan seperti ini.
Baca Juga: 50 Masjid Hancur Akibat Gempa Myanmar, Korban Jiwa Tembus 1.644
Baca Juga: Korban Gempa Myanmar Terus Bertambah, 1.002 Orang Meninggal Dunia
“Prioritas ASEAN dalam menjaga kesejahteraan rakyat di kawasan harus diterjemahkan dalam tindakan cepat, efektif, dan komprehensif,” katanya.
Malaysia akan terus berdiskusi dengan mitra ASEAN untuk mengoordinasikan bantuan bagi Myanmar dan memastikan dampak yang berarti bagi korban, tambahnya.
“Malaysia tetap berkomitmen untuk memperkuat persatuan kawasan dan memajukan agenda kemanusiaan ASEAN, yang berakar pada kasih sayang, tanggung jawab bersama, dan solidaritas,” ujarnya.
Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar pada Jumat lalu, yang berdampak parah di Mandalay, Bago, Magway, negara bagian Shan, Sagaing, dan Naypyidaw. Thailand yang berbatasan juga merasakan dampak dari gempa tersebut.
Hingga kemarin, bencana tersebut telah merenggut hampir 2.000 nyawa di Myanmar, dengan ribuan orang terluka dan ratusan lainnya masih hilang.