KONTEKS.CO.ID - Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi menyampaikan bahwa untuk pertama kalinya Indonesia melaksanakan tranisisi demokrasi ke arah yang lebih baik dengan mengadakan pemilu serentak.
Hal itu disampaikan Heri Akhmadi saat membuka Bedah Buku `Standing Firm for Indonesia's Democracy: An Oral History of President Susilo Bambang Yudhoyono' di KBRI Tokyo, pada Jumat, 7 Maret 2025.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hadir juga penyusun atau editor buku Profesor Takashi Shiraishi, Profesor Nobuhiro Aizawa, dan Profesor Jun Honna, serta Profesor Wahyu Prasetyawan.
Baca Juga: Profil Pamela Bach, Bintang Baywatch Ditemukan Meninggal Dunia dengan Luka Tembak di Kepala
“Dunia sedang tidak baik-baik saja. Geopolitik yang semakin kompleks. Perdagangan dunia juga semakin tidak pasti dengan meningkatnya tarrifs dan trade barriers yang akan memiliki dampak signifikan kepada Indonesia,” ujar Dubes Heri.
Saya yakin hal ini akan memiliki dampak dari proses demokrasi dan pembangunan Indonesia ke depannya. Untuk itu lah kami gelar acara ini yang juga dihadiri perwakilan komunitas warga Indonesia di Jepang diantaranya adalah Persatuan Pelajar Indonesia (PPI Jepang),” katanya lagi yang didampingi Wakil Duta Besar Maria Renata Hutagalung.
Menurut Heri Akhmadi, pengalaman Presiden ke-6 SBY jelas tertuang dalam buku ini yang menambah pengetahuan. Dua periode memimpin, SBY dianggap mampu menurunkan angka pengangguran dari 9,9% menjadi 5,7%.
Baca Juga: UI Tak Jadi Batalkan Disertasi Bahlil karena Pelanggaran, Tapi Ada Pembinaan
“Kemisinan turun dari 16,7% menjadi 10,96% dan ekonomi tumbuh dengan rata-rata 6%. Selain itu pula transisi demokrasi tumbuh ke arah yang lebih baik melalui pemilu serentak,” katanya.
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasinya kepada Dubes Heri Akhmadi dan KBRI Tokyo.
Menurut SBY, buku ini menjawab keinginan dari almarhumah istrinya Ani Yudhoyono yang ingin membuat memoar SBY.