KONTEKS.CO.ID - Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke India membuat suhu Laut China Selatan mendidih. Ini lantaran Indonesia melirik rudal supersonik BrahMos.
Kesepakatan rudal besutan India dan Rusia itu memiliki nilai ekonomi USD450 juta (Rp7,4 triliun). Di samping itu, ada juga sejumlah kerja sama pertahanan lainnya.
Media China yang berbasis di Hong Kong, South China Morning Post, menilai kesepakatan pembelian rudal BrahMos mencerminkan keinginan Indonesia untuk mendiversifikasi kemitraannya dan memperkuat keamanan maritimnya.
Baca Juga: Pesta Gay di Hotel Kuningan: Peserta Lepas Pakaian, Pemeran 'Perempuan' Pakai Stiker dalam Gelap
"Karena kedua negara berupaya untuk memperkuat dan mendiversifikasi hubungan pertahanan sebagai respons terhadap ambisi teritorial China yang semakin besar di kawasan tersebut," kata para analis, mengutip SCMP, Selasa 4 Februari 2025.
Selama kunjungan kenegaraan baru-baru ini ke India, Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri India Narendra Modi sepakat untuk memperluas kerja sama dalam pembuatan pertahanan dan keselamatan maritim. Dan puncaknya dengan kehadiran Subianto pada perayaan Hari Republik India sebagai tamu utama.
Modi mengatakan, memperkuat hubungan dengan Indonesia akan menjadi krusial dalam "menjaga perdamaian, keamanan, kemakmuran, dan ketertiban berdasarkan aturan di seluruh kawasan ini".
Baca Juga: Pulih dari Cedera, Christian Adinata Siap Berlaga April 2025
Meskipun tidak ada pemimpin yang secara khusus menyebut China, Modi menekankan bahwa India dan Indonesia berkomitmen untuk mempromosikan "kebebasan navigasi" berdasarkan hukum internasional.
Dengan kata lain, prinsip bahwa kapal dapat bergerak bebas melalui perairan internasional tanpa gangguan. Frasa tersebut sering digunakan sebagai tanggapan atas klaim maritim Beijing yang luas dan meningkatnya ketegasan di Laut Cina Selatan dan jalur perairan utama lainnya.
Berseteru dengan China, Filipina Sudah Punya Rudal BrahMos
Jika kesepatakan kedua negara selesai, Indonesia akan menjadi negara kedua, setelah Filipina, yang mendapatkan versi rudal jarak menengah berbasis pantai, serta varian untuk kapal perang.
Baca Juga: Hari Kanker Sedunia 2025: Meningkatkan Kesadaran Global untuk Melawan Kanker
Meskipun kesepakatan rudal itu belum dirampungkan selama kunjungan Prabowo, laporan media India yang mengutip sumber-sumber pemerintah mengatakan pembicaraan sekarang dalam "tahap lanjutan" setelah bertahun-tahun negosiasi yang berkepanjangan.
Ahmad Rizky Umar, pakar hubungan internasional dan politik Indonesia di Universitas Aberystwyth di Inggris, mengatakan, bagi Filipina, adalah "logis" untuk memperkuat pertahanan maritimnya dengan rudal jelajah karena Laut Cina Selatan semakin menjadi titik api.
"Saya pikir Prabowo memiliki minat yang sama karena Indonesia, seperti Filipina, berbagi wilayah maritim (dengan negara lain), jadi akan sangat rentan terhadap ancaman apa pun, tidak hanya di Laut Cina Selatan tetapi juga di Samudera Hindia," katanya.
Baca Juga: Banjir Bandang di Bima NTB, Bupati Minta Tak Ada yang Saling Menyalahkan
“Indonesia ingin mengantisipasi konflik apa pun di masa mendatang yang dapat merusak integritas teritorial maritimnya,” tambahnya.
Ia mencatat bahwa hal ini menyusul upaya Jakarta untuk memperkuat pertahanan maritim dengan Jepang awal bulan ini.
Kedua belah pihak tampaknya akan segera mencapai kesepakatan penting untuk mengembangkan bersama kapal perang bagi Angkatan Laut Indonesia. Jepang juga telah berjanji untuk memberi Indonesia dua kapal patroli berkecepatan tinggi.
Baca Juga: Data Korban Ledakan Speedboat Basarnas Ternate, Wartawan Hilang Belum Ditemukan
Sementara Natalie Sambhi, Direktur Eksekutif lembaga pemikir independen Verve Research dan dosen di Deakin University, Australian War College, mengatakan, hubungan keamanan yang lebih erat akan mengurangi ketergantungan Indonesia dan India pada AS atau China. Ini memungkinkan kedua negara untuk “tetap tidak berpihak secara strategis”. ***
Artikel Terkait
Awas! Puing Roket Long March China Akan Berjatuhan ke Laut China Selatan Hari Ini
Strategi Ganjar Tangani Konflik Laut China Selatan, Kita Butuh Tanker Terapung
Hubungan China Filipina Kembali Tegang terkait Kapal-Kapal Kedua Negara di Laut China Selatan
Laut China Selatan Memanas, Filipina Dapatkan Rudal Jelajah BrahMos
Kunjungan Kenegaraan ke India, Prabowo Mampir ke Toko Buku Langganan di New Delhi