• Senin, 22 Desember 2025

Tiba-Tiba Netanyahu Tunda Kesepakatan Gencatan Senjata Israel dan Hamas, Alasannya Agak Janggal

Photo Author
- Kamis, 16 Januari 2025 | 18:10 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan menunda perjanjian damai atau gencatan senjata Israel dan Hamas, Palestina.  (TASS)
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan menunda perjanjian damai atau gencatan senjata Israel dan Hamas, Palestina. (TASS)

KONTEKS.CO.ID - Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan kabinetnya tidak akan bersidang untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata Israel dan Hamas.

Benjamin Netanyahu beralasan Hamas menciptakan "krisis menit terakhir" pada perjanjian damai Gaza.

Pernyataan tersebut menuduh Hamas mengingkari sebagian perjanjian dalam upaya memeras konsesi pada menit terakhir.

Pentingnya Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Netanyahu berada di bawah tekanan domestik yang kuat untuk mengamankan pembebasan para sandera. Tetapi mitra koalisi sayap kanannya telah memperingatkan bahwa mereka dapat menggulingkan pemerintahannya jika menganggap kesepakatan tersebut melibatkan konsesi yang berlebihan.

Baca Juga: 5 Poin Penting Pembunuhan Sandy Permana 'Mak Lampir', Sempat Duel Hingga Soal Kru Film  

Kebuntuan tersebut menyoroti kompleksitas politik dan moral yang dihadapi Netanyahu saat ia menavigasi negosiasi berisiko tinggi.

Kantor Netanyahu menuduh Hamas mengingkari perjanjian sebelumnya yang memberikan hak veto kepada Israel atas pembebasan tahanan yang dihukum karena pembunuhan dengan imbalan sandera. Ketidaksepakatan ini telah menunda persetujuan Kabinet Israel atas kesepakatan gencatan senjata.

Pada hari Rabu kemarin, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata telah dicapai antara Israel dan Hamas. Doha menjadi kota tuan rumah untuk negosiasi yang menghasilkan kesepakatan tersebut.

Baca Juga: Isi Teks Gencatan Senjata Israel dan Hamas Palestina yang Perlu Warga Dunia Ketahui

Pada saat yang sama, Presiden AS Joe Biden mengumumkan kesepakatan tersebut dalam pidato perpisahannya di Gedung Putih. Kesepakatan tersebut, yang dimediasi oleh Qatar, dipandang sebagai langkah penting menuju penyelesaian konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Biden dan Al Thani meluncurkan perjanjian gencatan senjata Gaza yang dirancang untuk mengamankan pembebasan 33 sandera selama enam minggu. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina dan menarik diri dari sebagian besar wilayah Gaza.

Pada hari Rabu, pasukan yang berpihak pada Iran di Irak dan Yaman juga mengumumkan penangguhan serangan mereka terhadap Israel setelah kesepakatan gencatan senjata.

Baca Juga: Omong Kosong Gencatan Senjata Israel dan Hamas: Kesepakatan Diumumkan, Gaza Diserang Puluhan Tewas

Keputusan dari faksi-faksi militan di wilayah tersebut, yang sekarang tampak tidak pasti mengingat pengumuman Netanyahu, mencerminkan perubahan dalam dinamika regional yang dipengaruhi oleh gencatan senjata. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X