KONTEKS.CO.ID – Rusia kerahkan rudal nuklir Sarmat tahun ini. Itu dikatakan langsung oleh Presiden Vladimir Putin dalam pidato terbarunya.
Rusia kerahkan rudal nuklir Sarmat tahun ini yang dijuluki juga sebagai rudal Setan 2.
Pernyataan presiden Rusia muncul setelah laporan AS mengatakan senjata yang seharusnya digunakan tahun lalu, gagal dalam tes baru-baru ini.
Presiden Vladimir Putin mengatakan rudal balistik antarbenua Sarmat yang tertunda akan dikerahkan tahun ini, dalam komentar yang dibuat pada malam peringatan setahun perang Rusia-Ukraina.
Rudal berbahan bakar cair RS-28 Sarmat – dijuluki Setan 2 oleh analis Barat – pertama kali diumumkan oleh Putin pada 2018 dan seharusnya telah dikerahkan tahun lalu.
CNN melaporkan bahwa Amerika Serikat percaya Rusia melakukan tes Sarmat tepat sebelum Presiden AS Joe Biden mengunjungi Ukraina awal pekan ini, tetapi tes tersebut gagal. Kementerian pertahanan Rusia belum mengomentari laporan itu.
Rudal sepanjang 35 meter – yang menurut Putin akan membuat musuh Rusia “berpikir dua kali” – memiliki jangkauan jelajah 18 ribu.
Beberapa memperkirakan jangkauannya lebih dari itu dan bisa menghajar 10 target berbeda sekaligus – masing-masing dengan hulu ledak nuklir.
Itu juga dapat memberikan kendaraan peluncur Avangard hipersonik yang dapat melakukan perjalanan lebih jauh dan lebih cepat, terbang di jalur yang tidak dapat diprediksi untuk memalsukan pertahanan rudal lawan.
“Kami memberikan perhatian khusus, seperti sebelumnya, untuk memperkuat triad nuklir. Tahun ini, peluncur pertama dari sistem misil Sarmat akan digunakan untuk tugas tempur,” beber Putin dalam sebuah video yang dirilis oleh Kremlin pada Kamis, 23 Februari 2023, untuk menandai “Hari Pembela Tanah Air”, yang dikenal di zaman Soviet sebagai Hari Tentara Merah.
Juni lalu, Putin juga mengatakan rudal itu akan dikerahkan pada akhir 2022.
Setahun sejak memerintahkan invasi ke Ukraina, Putin telah memberi isyarat bahwa dia siap untuk merobek arsitektur kontrol senjata nuklir – termasuk moratorium uji coba nuklir negara-negara besar – kecuali jika Barat mundur di Ukraina.
Selama pidato kenegaraan pada Selasa, 21 Februari 2023, Putin mengatakan Rusia akan menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian START Baru, pakta senjata nuklir terakhir yang tersisa dengan AS. Namun Moskow kemudian mengatakan akan tetap mematuhi perjanjian tersebut hingga berakhir pada awal 2026.
Dalam pidatonya pada Kamis, 23 Februari 2023, Putin juga mengatakan Rusia akan melanjutkan produksi massal sistem Kinzhal hipersonik berbasis udara dan memulai pasokan massal rudal hipersonik Zirkon berbasis laut.