KONTEKS.CO.ID - China mengecam Filipina setelah Manila menggelar latihan maritim gabungan dengan Amerika Serikat dan Jepang.
Latihan gabungan itu praktis memicu babak baru ketegangan di Laut China Selatan.
Juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), Tian Junli, mengatakan Filipina harus segera menghentikan tindakan provokatif.
Baca Juga: Ragam Anjing Pelacak Andalan di Indonesia, dari German Shepherd hingga Labrador
Pernyataan itu sekaligus seruan untuk menghindari langkah yang dapat semakin mengacaukan stabilitas kawasan.
Pernyataan itu disampaikan setelah Filipina melakukan apa yang digambarkan Beijing sebagai “patroli bersama” dengan negara-negara dari luar kawasan.
Tian menambahkan PLA menggelar patroli rutin pada Jumat, termasuk formasi pembom yang beroperasi di Laut China Selatan.
Baca Juga: COP30, HuMa Indonesia Desak Ubah Paradigma Pembangunan Jadi Berbasis Hak
Komentar Beijing muncul setelah Filipina melaksanakan latihan angkatan laut gabungan dengan Komando Indo-Pasifik AS dan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang pada 14–15 November.
Menurut Angkatan Bersenjata Filipina, latihan tersebut melibatkan operasi maritim dan udara terkoordinasi dengan partisipasi sejumlah kapal perang.
Militer Filipina menyatakan latihan itu menegaskan komitmen untuk menjaga hak kedaulatan sekaligus memperkuat pertahanan kolektif dengan mitra tepercaya.
Baca Juga: 8 Fakta The Remarried Empress: Drama Fantasi Disney+ yang Dibintangi Shin Min Ah!
Operasi tersebut juga bertujuan meningkatkan daya tangkal, interoperabilitas, dan kebebasan navigasi berdasarkan tatanan internasional yang berlandaskan aturan di kawasan Indo-Pasifik.***
Artikel Terkait
Bentrokan Kapal di Laut China Selatan Picu Ketegangan Baru antara Filipina dan China
Pesawat Militer Australia dan China Terlibat Gesekan di Laut China Selatan
Helikopter dan Jet Tempur AS Jatuh di Laut China Selatan
Filipina Kewalahan Hadapi Kapal Perang PLA, Marinir AS Kerahkan Unit Drone Reaper MQ-9A ke Laut China Selatan