KONTEKS.CO.ID - Mantan Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hasina, membantah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam penumpasan mematikan terhadap pemberontakan yang menggulingkannya tahun lalu.
Bantahannya disampaikan beberapa hari sebelum pengadilan khusus yang mengadilinya dijadwalkan menjatuhkan vonis.
Hasina dituduh sebagai dalang utama di balik ratusan pembunuhan selama protes massal terhadap pemerintahan otokratisnya — sebuah tuduhan yang ia bantah.
Dalam wawancara pertamanya dengan BBC sejak ia meninggalkan negara itu pada 5 Agustus 2024, Hasina mengatakan, persidangan in absentia-nya adalah "lelucon" yang diatur oleh "pengadilan kanguru" dan dikendalikan lawan politiknya.
Jaksa menuntut hukuman mati bagi Hasina jika ia dinyatakan bersalah pada hari Senin lalu.
Ia mengklaim persidangan tersebut ditakdirkan untuk memberikan vonis bersalah yang telah ditentukan sebelumnya.
Keamanan telah diperketat di dalam dan di sekitar pengadilan di Ibu Kota Dhaka menjelang vonis hari Senin 17 November 2025 nanti.
Baca Juga: Pesan Keras Menag Nasaruddin Umar: Membakar Hutan Sama Artinya Merusak Tanda Keberadaan Tuhan
Ini akan menandai momen penting bagi negara ini serta bagi keluarga korban yang tewas dalam protes antipemerintah yang dipimpin mahasiswa dan menggulingkan Hasina.
Penyelidik hak asasi manusia PBB mengatakan, hingga 1.400 orang tewas ketika Hasina dan pemerintahannya menggunakan kekerasan sistematis dan mematikan terhadap para pengunjuk rasa dalam upaya yang gagal untuk mempertahankan kekuasaan.
Mantan perdana menteri tersebut menolak untuk kembali dari India untuk menghadiri persidangan.
Perempuan yang sudah memimpin Bangladesh selama 20 tahun itu dituduh secara pribadi memerintahkan pasukan keamanan untuk menembaki para pengunjuk rasa.
Baca Juga: Apes! Turis Jerman Kena Tipu Beli Minyak Herbal, Uang Rp72 Juta Raib dalam Sekejap
Artikel Terkait
Gempa Magnitudo 7,7 di Myanmar, Guncangannya sampai ke Bangladesh dan Thailand
Jemaah Bangladesh Jadi Kloter Pertama yang Tiba di Makkah untuk Musim Haji Tahun ini
Jet Tempur BAF F7 Bangladesh Jatuh Timpa Bangunan Kampus, 19 Orang Tewas
Indonesia dan Bangladesh Resmi Perkuat Aliansi Energi, Dorong Ketahanan dan Transisi Hijau di Tengah Krisis Global
Alfamart Ekspansi ke Bangladesh, Serap Lapangan Kerja Besar