Sementara, Direktur Jenderal Departemen Pertanian, Nor Sam Alwi menyebut, pihaknya telah menerima pengajuan resmi DMA melalui Kementerian Pertanian dan Keamanan Pangan pada 8 September.
Menurutnya, penetapan ini memerlukan studi mendalam dan koordinasi lintas lembaga pemerintah.
"Berbagai faktor seperti dampak sosial ekonomi, nilai ekspor, warisan budaya, tingkat penerimaan publik, serta peran buah itu dalam industri pertanian nasional akan dipertimbangkan," sebutnya.
Kekinian, pihak kemerinterian akan memeriksa usulan itu bersama instansi terkait agar pengambilan keputusan dapat hati-hati dan menyeluruh.
"Jika rencana itu disetujui, pengumuman resmi akan dilakukan setelah mendapat persetujuan pemerintah," katanya.
Sebelumnya, unggahan di Facebook ASEAN Skyline yang berjudul "Buah-buahan Nasional Negara-negara di Asia Tenggara" viral.
Dalam posternya tercantum buah-buahan nasional dari delapan negara Asia Tenggara, di antaranya durian sebagai buah nasional untuk Indonesia, Malaysia, dan, secara mengejutkan untuk Singapura.
Tak pelak, hal itu kemudian memicu gelombang ejekan dari warga Malaysia dan tentunya Indonesia.
Unggahan Asean Skyline yang merupakan content creator yang fokus pada topik-topik seputar ASEAN itu juga muncul dalam akun Instagram @lambe_turah.
Baca Juga: Identitas Pria yang Bergumul dengan Lisa Mariana dalam Video Asusila Terungkap dari Tato
"Iya juga yaks.. Nanem nya di mana?" tulis akun @lambe_turah.
"Di mana Singapura menanam durian mereka?".
"Singapura menanam durian di atap-atap rumah. Anda tidak akan tahu, pergi lah dan lihat sendiri jika Anda tidak percaya!".
"Di mana Singapura menanam pohon durian? Di balkon apartemen?".
Artikel Terkait
China Resmi Buka Keran Impor Durian Beku dari Indonesia
Polda Metro Bongkar Jaringan Narkoba Asal Malaysia, 24,6 Kg Sabu dalam Kemasan Durian Disita
Ini Tiga Jalur Peredaran Durian Ilegal Asal Malaysia ke Indonesia, Petani Lokal Terancam!
Ini Tantangan Indonesia untuk Menembus Ekspor Durian Langsung ke China
Durian Musang King Malaysia Tiba di China dalam 36 Jam, Indonesia Makin Tertinggal