KONTEKS.CO.ID - Seorang tahanan asal Palestina bernama Ahmad Khdeirat, berusia 22 tahun, dilaporkan meninggal dunia di penjara Israel pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Kabar duka ini disampaikan oleh Komite Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Pemerintah Palestina bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Tahanan Palestina.
Melansir Arab News, Khdeirat telah ditahan sejak 23 Mei 2024 dan menjadi tahanan ke-78 yang meninggal dunia di tahanan Israel sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Terkesan Pidato Soal Palestina di PBB, Prabowo Ramai Ditelepon Sejumlah Pemimpin Dunia
Menurut keterangan LSM Tahanan Palestina, kematian Khdeirat diduga kuat akibat kelalaian medis yang disengaja oleh pihak otoritas penjara Israel sehingga kondisi penyakitnya bertambah parah.
Disebutkan bahwa sebelum ditangkap, Khdeirat telah menderita penyakit diabetes, dan selama masa penahanan ia juga terjangkit kudis saat berada di Penjara Negev, fasilitas yang dikenal memiliki kondisi penahanan yang sangat keras.
Kesehatan Khdeirat dilaporkan terus memburuk selama di penjara. Ia mengalami penurunan berat badan hingga 40 kilogram, penurunan drastis kadar gula darah, serta beberapa kali mengalami kelaparan karena tidak mendapatkan perawatan medis yang layak, demikian disampaikan pihak organisasi.
Ahmad Khdeirat ditahan dengan status penahanan administratif, yakni sistem hukum yang memungkinkan otoritas Israel menahan seseorang tanpa dakwaan atau proses pengadilan selama enam bulan. Masa tahanan tersebut dapat diperpanjang berulang kali tanpa batas waktu.
Baca Juga: Usai Klaim 60 Hari Gencatan Senjata di Gaza, Benjamin Netanyahu Kini Bersumpah Tuk Lenyapkan Hamas
Khdeirat merupakan warga Adh-Dhahiriya, sebuah kota yang terletak sekitar 22 kilometer barat daya Hebron, di kawasan Tepi Barat bagian selatan.
Sementara itu, menurut data organisasi hak asasi manusia Palestina Addameer, saat ini terdapat sekitar 11.100 tahanan politik Palestina yang ditahan di berbagai penjara dan pusat penahanan Israel.
Dari jumlah tersebut, 3.544 orang ditahan di bawah status penahanan administratif, termasuk 400 anak-anak dan 53 perempuan.***
Artikel Terkait
Drama Mikrofon Mati Berulang Kali saat Pemimpin Dunia Bela Palestina di Sidang Majelis Umum PBB, Disabotase Agen Mossad?
Italia dan Spanyol Kirim Kapal Perang Kawal Armada Bantuan Gaza Palestina
Keren! Inggris Gercep Langsung Perbarui Peta Timur Tengah, Tercantum Negara Palestina
Terkesan Pidato Soal Palestina di PBB, Prabowo Ramai Ditelepon Sejumlah Pemimpin Dunia