• Senin, 22 Desember 2025

Iran Tuduh Rafael Grossi Khianati Tugas IAEA, Tolak Inspeksi Pascabom AS

Photo Author
- Minggu, 29 Juni 2025 | 14:15 WIB
Bendera Iran (unsplash.com)
Bendera Iran (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Pemerintah Iran menuding Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, telah “mengkhianati tugasnya” sebagai pengawas netral program nuklir global.

Tuduhan ini disampaikan setelah Grossi mendesak untuk melakukan inspeksi ke fasilitas nuklir Iran yang dihantam rudal Amerika Serikat dalam konflik militer baru-baru ini.

“IAEA dan Direktur Jenderalnya bertanggung jawab penuh atas situasi menyedihkan ini,” ujar Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi melalui akun resminya di media sosial X, Sabtu, 28 Juni 2025.

Baca Juga: Besok Ada BTN Jakarta International Marathon 2025, Dishub DKI Tutup 32 Ruas Jalan Mulai Pukul 03.30 WIB

Araghchi menambahkan, “Desakan Grossi untuk mengunjungi fasilitas nuklir yang dibom hanya dengan alasan perlindungan adalah tidak relevan, bahkan bisa jadi bermaksud jahat.”

Iran Nilai Desakan Grossi Bermuatan Politik

Menurut Araghchi, sikap Grossi justru dianggap memperkeruh keadaan, terutama setelah Dewan Gubernur IAEA mengeluarkan resolusi pada 12 Juni lalu yang menyatakan Iran melanggar kewajiban nonproliferasi nuklir resolusi pertama dalam hampir dua dekade.

"Melalui tindakan jahat ini, Grossi secara langsung memfasilitasi penerapan resolusi bermotif politik terhadap Iran dan mendiamkan pemboman ilegal oleh Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir kami," tuding Araghchi.

Tiga Fasilitas Nuklir Dibom AS, Iran Tolak Inspeksi

Fasilitas nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan menjadi target serangan udara Amerika Serikat pada 22 Juni lalu, dalam puncak ketegangan antara Iran dan Israel yang telah berlangsung sejak 13 Juni 2025. Iran mengklaim, serangan tersebut menewaskan 606 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya.

Baca Juga: Jadwal Turnamen Bulu Tangkis Sepanjang Juli 2025, dari Canada Open, Japan Open, hingga Asia Junior di Solo

Sebagai respons, Iran melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang. Gencatan senjata mulai berlaku pada 24 Juni setelah ditekan oleh Amerika Serikat.

Iran Hentikan Kerja Sama dengan IAEA

Parlemen Iran pada 25 Juni resmi meloloskan RUU yang menangguhkan kerja sama dengan IAEA, termasuk larangan akses inspeksi, sampai jaminan keselamatan fasilitas nuklir diberikan secara formal.

Langkah ini dinilai sebagai penolakan tegas terhadap intervensi eksternal, termasuk permintaan Grossi. “Iran berhak mengambil langkah apa pun untuk membela kedaulatannya,” tegas Araghchi.

Baca Juga: Daniel Marthin Dijenguk Rekan-rekannya di Pelatnas, Pasangan Ganda Putranya Shohibul Fikri Beri Pesan Khusus

Ketegangan antara Iran dan badan pengawas PBB ini memunculkan kekhawatiran global terhadap masa depan pengawasan nuklir di kawasan. Para analis menilai, keputusan Teheran menolak inspeksi IAEA dapat menggoyang kredibilitas mekanisme nonproliferasi internasional, dan menyulitkan upaya diplomatik dalam meredakan konflik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X