KONTEKS.CO.ID - Aletha Herdiman, mahasiswi Universitas Indonesia berhasil unjuk kemampuan di ajang Paris International Model United Nations (PIMUN) 2024.
Meskipun tercatat sebagai peserta termuda dan satu-satunya yang berasal dari Asia Tenggara, mahasiswa Fakultas Farmasi UI itu sukses memperlihatkan kepintarannya di PIMUN 2024.
Aletha Herdiman berhasil keluar sebagai peraih penghargaan Best Position Paper di forum itu. Untuk tiba pada tahap puncak tersebut, ia harus menyingkirkan 15 peserta lain yang berasal dari berbagai negara di Eropa. Seperti Belanda, Inggris, Prancis, dan lainnya.
Baca Juga: Profil Malea Emma, Sering Nyanyikan Lagu Kebangsaan AS di Ajang Bergengsi, Pernah Bikin Zlatan Ibrahimovic Terpana
Lawannya juga bukan peserta sembarangan. Semuanya berada di level atas Aletha. “Salah satu hambatan dalam pembuatan paper ini adalah peserta lainnya adalah mahasiswa magister, atau mahasiswa tingkat 3 dan 4. Mereka semua berasal dari mahasiswa International Relations, Humanities, dan Hukum. Saya satu-satunya mahasiswa Farmasi di sana dan sepertinya saya juga yang termuda di antara mereka,” kata Aletha, mengutip Selasa 16 Juli 2024.
Aletha mengungguli peserta lain dalam dewan United Nations Security Council (UNSC) dengan topik “Discussing the International Security Impact and Response to Potential Unidentified Aerial Phenomena (UAPs)”.
Topik tersebut membahas urgensi, kedudukan negara, serta pengajuan solusi atas potensi implikasi UAPs pada dua domain, yakni kemananan nasional dan penyelidikan ilmiah.
Baca Juga: Sejarah Baru, Batavia Madrigal Singers dan Jakarta Concert Orchestra Asal Indonesia Tampil di Hadapan Paus Fransiskus
“Topik ini sangat sulit karena informasi tentang UAPs di setiap negara masih terbatas. Bahkan PBB belum bernah mendiskusikan topik ini sebelumnya. Saya harus membuat solusi yang realistis dan orisinal sehingga dapat diimplementasikan di semua negara,” paparnya.
Perjalanan Aletha Herdiman Menuju PIMUN 2024
Walaupun tidak mudah, Aletha menunjukkan kemampuannya dalam menganalisis isu secara mendalam dan merumuskan solusi yang komprehensif. Position Paper yang diajukannya mendapat pujian dari para juri atas ketajaman analisis, argumen logis, dan solusi realistis.
Baca Juga: Jungkalkan Jerman, Indonesia Juara FIFAe World Cup Featuring Footbal Manager 2024
Ia melewati tiga tahap, yaitu seleksi berkas, simulasi, dan wawancara. Lalu lolos ke level selanjutnya setelah melewati simulasi yang bertajuk “Avoiding Africa’s Debt Hegemony”.
Tak memiliki latar belakang pada ilmu ekonomi, Aletha berusaha mempelajarinya dan dapat melanjutkan ke tahap wawancara. Sampai terpilih menjadi delegasi UI untuk PIMUN 2024 yang berlangsung pada 31 Mei hingga 4 Juni 2024 di Paris, Prancis.
“Perjalanan menuju PIMUN tidak mudah bagi saya, salah satunya adalah saya harus memenuhi syarat probation. Yakni, mengikuti lomba MUN berskala nasional sebelum mengikuti PIMUN," katanya.
Baca Juga: IndoVac, Vaksin COVID-19 Besutan Indonesia Mulai Diproduksi Pekan Depan
Selain itu, sambung dia, proses pembuatan proposal tentunya memakan waktu dan tenaga. Tak hanya itu, jadwal MUN bertepatan dengan masa ujian akhir semester, sehingga ia juga harus pandai membagi waktu antara kewajiban akademis dan kegiatan delegasi.
Aletha berharap, prestasinya ini dapat menginspirasi mahasiswa farmasi lainnya untuk berani melangkah keluar dari zona nyaman dan mengeksplorasi hal-hal baru.
“Pengalaman ini menunjukkan bahwa mahasiswa farmasi juga mampu bersaing di kancah internasional. Jangan takut untuk mencoba hal-hal yang di luar bidang. Karena keterampilan yang terperoleh dapat bermanfaat di masa depan,” ujar Aletha.
Baca Juga: Keren, Bocah Ngapak Bela Merah Putih di Kompetisi Robotik Dunia
PIMUN merupakan sebuah simulasi konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang Comité interuniversitaire des Nations unies de Paris (CINUP) adakan. Kegiatan itu telah terikuti oleh para mahasiswa dari berbagai negara di dunia.
Dalam konferensi ini, para peserta bersama-sama merenungkan dan menciptakan solusi mereka sendiri terhadap isu-isu kontemporer. Mulai dari perubahan iklim hingga krisis migrasi, isu identitas, dan ketegangan antar negara. ***
Artikel Terkait
5 Sekolah PBB di Gaza Diserang Israel dalam 10 Hari Terakhir
Sejarah Tercipta, untuk Pertama Kali Palestina Duduk di Kursi Anggota Tetap PBB
Hebat! Pensiun dari Menlu RI, António Guterres Tunjuk Retno Marsudi Jadi Utusan Khusus PBB untuk Air
Israel untuk Kedua Kalinya Serang Pasukan Penjaga Perdamaian PBB UNIFIL di Libanon Selatan
Saat AS Mau Out, SBY Serukan Penguatan PBB di Tokyo Conference 2025