Pemblokiran Roblox di Sejumlah Negara, Indonesia Siap Nyusul? Ini Alasan di Baliknya

3. China: Versi Lokal Sempat Hadir, Tapi Tak Bertahan

Tiongkok sempat memberi lampu hijau lewat versi lokal bernama LuoBu.

Baca Juga: Data Ekonomi AS Bikin Dolar Ngegas, Rupiah Nyaris Tembus Rp16.500! Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Namun, tak sampai dua tahun, versi itu ditarik dari pasar.

“LuoBu gagal memenuhi standar sensor dan perlindungan anak yang ditetapkan pemerintah,” ungkap sumber internal dari regulator Tiongkok.

4. Uni Emirat Arab (UEA): Larangan Dicabut Setelah Perombakan

UEA sempat memblokir Roblox antara 2018 hingga 2021 karena dianggap memuat avatar yang vulgar dan fitur obrolan bebas. Setelah pengembang melakukan revisi besar-besaran, larangan akhirnya dicabut.

 Baca Juga: Satgas Pangan Polri Rekonstruksi Kasus Beras Oplosan di Pabrik Anak Usaha Wilmar Group

“Kami menyambut kembalinya Roblox setelah adanya perbaikan signifikan dari sisi keamanan konten,” ujar juru bicara Komite Media Digital UEA.

 5. Yordania: Sempat Diblokir, Kini Lebih Toleran

Yordania sempat menghapus akses Roblox dari negaranya karena muncul kekhawatiran soal bahasa kasar dan dampak sosial buruk.

Kini, setelah adanya evaluasi, akses sudah dibuka kembali meskipun masih di bawah pengawasan ketat.

 Baca Juga: Spotify Diboikot Musisi! CEO-nya Dituding Danai Drone Militer, Ada Apa di Balik Layar?

6. Guatemala: Belum Blokir, Tapi Sudah Kasih Warning

Guatemala belum melarang Roblox secara formal, tapi pemerintah mereka mengeluarkan peringatan keras.

“Orang tua harus mengawasi anak-anaknya yang bermain Roblox. Potensi gangguan perilaku dan paparan konten tidak pantas sangat besar,” kata perwakilan Kementerian Komunikasi Guatemala.

7. Indonesia: Menuju Pemblokiran?

 Baca Juga: RI-Malaysia Sepakat Kerja Sama Kelola Blok Ambalat, Posisi Indonesia Kuat tapi Jelas Dirugikan!

Pernyataan tegas datang dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia, Abdul Mu’ti, yang mengatakan bahwa Roblox bakal dilarang dimainkan oleh siswa jika terbukti merusak moral dan etika.

“Jika memang mengandung kekerasan dan bahasa tak mendidik, kami siap ambil langkah tegas,” ujar Mu’ti saat ditemui di kompleks Istana Negara.