Helikopter berputar, berulang kali, di ambang batas waktu aman pendaratan. Pilihan untuk kembali ke pangkalan mulai membayangi.
Akhirnya, di tengah keharusan mengambil keputusan cepat, mata pilot menangkap satu titik ganjil, yakni sebidang kerikil basah yang membentang di tepi Sungai Aek Sihaporas.
Itu adalah keputusan operasional dan sebuah prosedur pendaratan nonstandar yang belum pernah dilakukan di medan nyata.
Baca Juga: Akses Komunikasi Kawasan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar Pulih Bertahap, 707 BTS Beroperasi Lagi
Komunikasi di kokpit terjalin singkat, namun menentukan. “Pernah dilatih pendaratan di tepi air?" tanya pilot senior, dengan nada profesional yang tenang.
"Siap, Capt. prosedur dilatih dan berhasil. Kami siap." "Oke good. Mari turunkan perlahan, di kerikil basah itu,” demikian percakapan di kokpit.
Helikopter kemudian menukik tajam. Baling-balingnya menciptakan angin kencang menyapu permukaan sungai. Skid helikopter mendarat sunyi, menyentuh batu-batu kerikil yang dingin.
Baca Juga: Operasi SAR Dilakukan 24 Jam, Bantuan Udara dan Laut Dikerahkan di Sumut
Mesin tak berhenti, kru segera bergerak cepat. Kotak-kotak jingga berisi logistik BNPB seperti makanan, obat-obatan, kebutuhan dasar diturunkan, ditumpuk di pinggiran sungai.
Tak lama, warga Sihaporas berdatangan, wajah mereka memancarkan kelegaan yang tak terlukiskan. Mereka mendekat, menyentuh bungkusan bantuan yang menjadi garis hidup mereka.
Di antara kerumunan, terlihat mata anak-anak yang memandang helikopter itu dengan takjub, seperti melihat utusan dari dunia yang hilang.
Baca Juga: Korban Banjir dan Longsor di Sumut: 147 Orang Tewas, 174 Hilang
Dalam tatapan polos itu, segala ketegangan dan lelah yang dirasakan kru seketika terbayar lunas.
Saat rona senja memerah, helikopter PK-RTQ meninggalkan Aek Sihaporas. Dari pandangan udara, pilot menyaksikan pemandangan gotong royong warga memindahkan bantuan ke tempat aman.
Pemandangan itu, yang menunjukkan resilience sejati masyarakat, menjadi penutup yang menghangatkan bagi misi tersebut.
Artikel Terkait
Korban Banjir dan Longsor di Sumut: 147 Orang Tewas, 174 Hilang
Akses Komunikasi Kawasan Bencana Aceh, Sumut, dan Sumbar Pulih Bertahap, 707 BTS Beroperasi Lagi
Operasi SAR Dilakukan 24 Jam, Bantuan Udara dan Laut Dikerahkan di Sumut
BP BUMN Desak Polda Sumbar, Sumut, dan Aceh Usut Pembalakan Liar Picu Banjir dan Longsor
Bencana Banjir dan Longsor: Ribuan Warga Sumut Mengungsi, Sejumlah Daerah Masih Terisolir