KONTEKS.CO.ID - Insiden perundungan antarsiswa terjadi di SDN 1 Kaliacar, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, dan viral di media sosial.
Video yang beredar memperlihatkan sejumlah murid di bawah umur terlibat dalam peristiwa tersebut.
Korban adalah D (6), warga Desa Kaliacar, sementara pelaku utamanya adalah E (12), siswa SDN yang sama.
Selain itu, beberapa siswa SMP juga turut terlibat, antara lain AD (13), AN (13), B (13), U (12), N (13), dan R (13), yang seluruhnya warga Desa Kaliacar.
Baca Juga: Tigor Pangaribuan Tegaskan Dana MBG Rp71 T di BGN Aman, Sistem Virtual Account Cegah Korupsi
Kapolsek Gading AKP Maskur Ansori menjelaskan bahwa insiden bermula pada Senin, 10 November 2025, ketika korban ditarik rambutnya oleh siswi berinisial A di ruang kelas.
Korban kemudian memaki siswi A, yang memicu E melakukan penganiayaan karena merasa pacarnya tersinggung.
“Seusai bermain voli di halaman sekolah Rabu, 12 November, korban kembali dianiaya oleh B, kemudian dilanjutkan oleh E, dengan alasan masih merasa tersinggung atas ucapan korban kepada A,” jelas Maskur yang dilansir Rabu, 19 November 2025.
Baca Juga: Ledakan SMAN 72 Jakarta, Polisi Temukan Siswa Terinspirasi Grup True Crime Community di Internet
Penanganan Humanis oleh Polisi dan Sekolah
Menindaklanjuti peristiwa ini, Maskur telah memanggil semua pihak yang terlibat, termasuk siswa, orang tua, dan guru. Penyelesaian dilakukan secara kekeluargaan.
“Kami memeriksa secara hati-hati dan humanis, mengingat seluruh pihak, baik korban maupun pelaku, masih di bawah umur,” ujarnya.
Maskur menekankan pentingnya pengawasan orang tua dan ketegasan sekolah untuk mencegah kasus serupa terulang.
Artikel Terkait
Singgung Peristiwa di SMAN 72 Kelapa Gading, Wapres Gibran: Sekolah Harus Bebas Bullying
Pramono Anung Yakin Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Bukan Korban Bullying
Polisi Dalami Dugaan Bullying di Balik Aksi Mahasiswi Ira Siti Nurazizah Lompat dari Gedung FEB Unpak Bogor
SMPN 19 Tangsel Berduka: Dugaan Bullying Merenggut Nyawa MH, Polisi Bergerak Cepat Periksa 6 Saksi
Densus 88 Anti-Teror: Anak Broken Home, Korban Bullying Mudah Direkrut Jadi Teroris