KONTEKS.CO.ID - Dilansir dari Straits Times, Kamis 2 Oktober 2025, Freeport bungkam dengan pertanyaan mengenai kondisi lima pekerja tambang Grasberg yang masih terus dicari.
Freeport hanya menyebutkan bila pencarian terus dilakukan tanpa henti, bahkan sampai operasional tambang dihentikan.
Peristiwa ini berlangsung lebih dari tiga minggu setelah bencana aliran lumpur mematikan melanda lokasi tersebut.
Baca Juga: KPK Tetapkan Eks Dirjen Pemberdayaan Sosial Kemensos Edi Suharto Jadi Tersangka Kasus Korupsi Bansos
Sekitar 800.000 metrik ton material basah membanjiri tambang pada 8 September 2025, menjebak tujuh pekerja.
Dua dari lima pekerja tambang sudah ditemukan, tetapi dalam kondisi meninggal dunia.
Operator Freeport-McMoRan sebelumnya telah menyatakan force majeure di tambang tersebut dan menurunkan perkiraan penjualannya.
Baca Juga: Tentara Israel Bajak Kapal Bantuan Rombongan The Global Sumud Flotilla Menuju Gaza
“Pencarian terhadap lima rekan kami yang masih hilang terus dilakukan tanpa henti,” kata juru bicara Freeport Indonesia, Katri Krisnati, dalam sebuah pernyataan.
“Proses penyelamatan berisiko tinggi ini juga menghadapi tantangan besar akibat pergerakan material basah,” tambah pernyataan itu.
Freeport menjelaskan tim penyelamat telah menggali dua jalur akses dan menggunakan peralatan berat dengan sistem kendali jarak jauh.
Itu seiring semakin dalamnya area pencarian dan semakin terbatasnya sirkulasi udara.
Namun, Freeport belum memberikan keterangan terkait kondisi lima pekerja yang masih terjebak.
Artikel Terkait
Lima Pekerja Tambang Grasberg Freeport Terus Dicari, Lokasi Makin Dalam, Udara Terbatas
Kecelakaan Pekerja Tambang Grasberg, Komnas HAM Papua Anggap Freeport Lalai soal Mitigasi
Freeport Didesak Terapkan Prinsip HAM dalam Praktik Bisnis
Freeport-McMoran Bantah Sudah Sepakat dengan Pemerintah Indonesia soal Pelepasan Saham 12 Persen
Fitch Ratings Sebut Penutupan Tambang Freeport Tak Akan Menggerus Profil Kredit secara Material