KONTEKS.CO.ID - Kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melaporkan bahwa ribuan warga sipil di Kabupaten Intan Jaya, Papua, mengungsi akibat operasi militer yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam beberapa hari terakhir.
Mereka juga menuding aparat membangun pos-pos pertahanan di area sipil seperti sekolah dan gereja.
Melalui siaran persnya, juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menyebutkan bahwa warga dari Distrik Hitadipa dan Sugapa terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka karena intensitas kontak senjata yang meningkat sejak 13 Mei lalu.
"Ribuan warga kini mencari perlindungan di Distrik Sugapa dan sebagian lagi berjalan kaki menuju Kabupaten Puncak," kata Sebby.
Baca Juga: Ketua Pemuda Pancasila Blora Ditangkap, Terlibat Penipuan Rp333 Juta Modus Suplai Solar Industri
Ia juga mengklaim telah terjadi penembakan terhadap warga sipil, dengan 19 orang menjadi korban, tiga di antaranya dirujuk ke Timika untuk perawatan medis, sementara sisanya dikuburkan di hutan.
Selain itu, TPNPB menolak bantuan makanan yang dikirim TNI, seperti beras dan mi instan, dengan alasan bahwa warga enggan menerima pemberian dari pihak yang mereka tuduh sebagai pelaku kekerasan terhadap masyarakat sipil.
Sementara itu, enam warga yang sebelumnya ditahan di pos militer di Sugapa dilaporkan berhasil melarikan diri karena mendapat ancaman pembunuhan, menurut pernyataan TPNPB-OPM.
Merespons tuduhan tersebut, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Kristomei Sianturi, membenarkan pembangunan pos di sejumlah titik.
Namun, ia menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upaya TNI untuk melindungi masyarakat dari kekerasan kelompok bersenjata.
Baca Juga: 3 Bantahan Budi Arie soal Terima Uang Judol: Itu Omon-Omon Mereka, Dikasih Jatah 50 Persen
“Pos itu dibangun untuk mencegah ancaman, mempersempit pergerakan kelompok bersenjata, dan memberikan rasa aman bagi warga,” ujarnya.
Kristomei juga menyebut bahwa sebagian masyarakat justru merasa terancam oleh keberadaan TPNPB-OPM, terutama setelah sejumlah anggotanya tewas dalam kontak senjata di wilayah itu.
“Gerombolan OPM kerap menyebar ketakutan agar warga meninggalkan kampung, sehingga mereka bisa bebas mengambil barang dan ternak milik warga,” ucap Kristomei.
Artikel Terkait
Senator Eka Kristina Yeimo Kritik Ketimpangan Dana Bagi Hasil, Minta Papua Diperlakukan Adil
Usai Vonis Ringan Kasus Harvey Moeis, Hakim Eko Aryanto Kini Dimutasi ke Papua Barat
Gelar Operasi di Papua Tengah, TNI Amankan Intan Jaya dan Tewaskan 18 Anggota OPM
Cek Harga Gas Elpiji, Subsidi dan Nonsubsidi Terbaru per 18 Mei: Dari Jakarta Hingga Papua
Belasan Penambang Hilang di Pegunungan Arfak Papua Barat, Pencarian Terus Dilakukan