olahraga

Spin Serve, Fisika di Balik Teknik Servis Bulu Tangkis Paling Sulit Diprediksi

Jumat, 22 Agustus 2025 | 17:55 WIB
Ilustrasi teknik spin servis yang dianalisis melalu hukum Fisika. (Istimewa)

KONTEKS.CO.ID - Bulu tangkis sudah menjadi olahraga yang populer di dunia, dan buktinya telah dipertandingkan di Olimpiade.

Seperti olahraga raket lainnya, servis yang dilakukan dengan baik dapat memberikan keuntungan signifikan sejak awal reli.

Terkait dengan servis, beberapa tahun lalu muncul teknik ‘spin servis’ yang diperkenalkan seorang pemain dari Denmark di Polish Open 2023.

Baca Juga: BWF Uji Coba Aturan Baru di Kejuaraan Dunia 2025: Batas Waktu Pemain untuk Servis Cuma 25 Detik

Teknik ini menambahkan putaran awal sebelum raket menyentuh kok, yang putaran alaminya biasanya ditentukan sudut kemiringan bulu-bulunya, sehingga jalur terbangnya menjadi sangat sulit diprediksi.

Faktanya, teknik ini terbukti efektif hingga Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memberlakukan larangan sementara penggunaannya.

Larangan itu sebagai respons terhadap keluhan dari komunitas profesional.

Baca Juga: Sempat Cedera, Jonatan Christie Yakin Bisa Tampil All Out di BWF World Championships 2025 Paris

Para pemain dan pelatih mengeluhkan kesulitan teknik ini dan ada kekhawatiran itu bisa mengurangi keseruan pertandingan yang biasanya diwarnai reli panjang.

Dalam jurnal ‘Physics of Fluids’ terbitan AIP Publishing, peneliti dari Hong Kong University of Science and Technology dan Peking University, menggunakan simulasi dinamika fluida komputasional (CFD) dan eksperimen aerodinamika untuk mempelajari fenomena teknik servis yang kontroversial tersebut.

“Kami tertarik pada aerodinamika yang mendasarinya,” ujar penulis Zhicheng Zhang.

Baca Juga: Bukan Cuma All England, Jojo Sabet Status Eksklusif di Dunia Fashion, Badminton Lovers Heboh!

“Selain itu, mengungkap pengaruh pre-spin terhadap trajektori dan aerodinamika shuttlecock dapat membantu pemain mempelajari seni melakukan spin serve, dan mungkin membantu pemain di sisi lain net untuk mengembalikan servis.”

Para peneliti menggunakan CFD untuk mensimulasikan trajektori shuttlecock selama servis dalam tiga kondisi.

Halaman:

Tags

Terkini