Icuk Sugiarto: Juara Dunia Termuda Sepanjang Sejarah
Kemenangan itu membuat Icuk menjadi juara dunia termuda sepanjang sejarah, sementara King mencatatkan bab mengharukan dalam perjalanan kariernya.
Kantor Berita Prancis AFP mencatat partai final tersebut sebagai “pertarungan terbesar dalam bulu tangkis dunia.”
Surat sabar Singapura The Straits Time menyebutnya sebagai “pertarungan yang akan masuk dalam sejarah bulu tangkis sebagai salah satu pertandingan terbaik yang pernah ada.”
Pebulu tangkis top India, Prakash Padukone memuji, “Ini pertandingan terbaik yang pernah saya lihat."
Sementara Han Jian yang menjadi lambang keperkasaan China saat itu dibuat tak berkutik oleh King 15-9, 15-3 hingga menyebutnya penuh ketegangan hingga poin terakhir.
Pertandingan ini bukan sekadar soal gelar atau nama pribadi. Icuk dan King sama-sama menyalakan kejayaan bulu tangkis Indonesia di panggung dunia.
Baca Juga: Curhat Ali Sadikin soal Sengketa HGB Hotel Sultan: Kaget, Kecewa, dan Merasa Dikelabui Ibnu Sutowo
Malam itu, Merah Putih menjadi pemenang sejati, melanjutkan tongkat estafet kejayaan setelah dominasi Kejuaraan Dunia 1980 di Istora Senayan.
Icuk yang dikenal dengan gaya pertahanan kokoh mampu menaklukkan hampir semua raksasa dunia berkat stamina dan strategi bertahannya.
“Saya terlalu cepat menjadi juara,” kenangnya, namun momen itu tetap dikenang sebagai bab paling legendaris bulu tangkis Indonesia.***
Artikel Terkait
Bulu Tangkis Lansia, Menghadirkan Tawa Baru di Usia Senja
Ambisi Bulu Tangkis Malaysia, Empat Pelatih Indonesia di Jantung Tim Nasional
Melihat Gedung Bulu Tangkis Terindah di Denmark dengan Kursi yang Ikonik
Skuad Bulu Tangkis SEA Games 2025 Berubah: Berburu 2 Keping Emas, PBSI Masukan Gregoria dan Sabar-Reza
Republik Irlandia Bangun GOR Unik Senilai Rp2 Triliun, Bulu Tangkis Campur Balap Sepeda