Jumlah tersebut sudah terbukti memberikan performa terbaik, baik dari segi putaran, kecepatan, maupun daya tahan.
Maka tak heran jika hingga kini, meski inovasi bahan terus berkembang, jumlah bulu tetap dipertahankan sebagai salah satu elemen kunci dalam olahraga bulu tangkis.
Kok Badminton Terbuat dari Apa?
Bulu-bulu kok badminton biasanya berasal dari sayap kiri angsa atau bebek.
Sayap kiri dipilih karena dapat menghasilkan putaran yang lebih stabil dan konsisten saat shuttlecock terbang.
Keseimbangan ini sangat penting untuk memastikan arah dan kecepatan pukulan tetap akurat.
Proses pemilihannya tidak sembarangan. Hanya bulu dengan kualitas tinggi—yang lurus, simetris, dan tidak cacat—yang digunakan.
Panjang bulu biasanya berkisar antara 62 hingga 70 milimeter.
Baca Juga: Pelatnas Cipayung, Jantung Pembinaan Bulu Tangkis Indonesia
Setelah dipotong, bulu-bulu ini disusun membentuk lingkaran dan dimasukkan ke dalam dasar shuttlecock dengan sudut yang presisi.
Bagian dasar atau kepala shuttlecock biasanya terbuat dari gabus alami yang diperoleh dari kulit pohon gabus.
Gabus ini kemudian dilapisi dengan kulit tipis agar bentuk dan kekuatannya tetap terjaga ketika terkena pukulan keras.
Pemasangan bulu dilakukan secara manual atau dengan bantuan alat, lalu diikat dengan benang nilon atau lem khusus.
Seiring perkembangan teknologi, shuttlecock sintetis mulai dikembangkan, terbuat dari plastik atau nilon.
Keunggulannya adalah lebih tahan lama dan murah diproduksi, serta tidak bergantung pada burung sebagai sumber bahan.
Meski demikian, dari sisi aerodinamika, shuttlecock berbulu alami tetap yang paling unggul, terutama untuk turnamen profesional.
Artikel Terkait
Melihat Pendapatan Atlet Bulu Tangkis Nomor 1 Dunia di Kejuaraan Internasional, Ada yang Tembus Hampir Rp30 Miliar
Jadwal Siaran Langsung Bulu Tangkis Malaysia Masters 2025 di TVRI Plus Hasil Drawing Wakil Indonesia