nasional

Di Hadapan Prabowo, Bahlil Sebut Penyebab 50 Desa di Sumut Gelap Gulita Bukan karena Banjir

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:05 WIB
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (Foto: Setneg RI)

KONTEKS.CO.ID - Pemerintah menyampaikan optimisme terkait ketahanan energi nasional di tengah rangkaian bencana alam yang melanda sejumlah wilayah.

Namun di balik klaim kesiapan stok bahan bakar, distribusi energi dan pemulihan infrastruktur di lapangan masih menghadapi tantangan berat.

Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia saat melaporkan kondisi terkini sektor energi dalam Sidang Kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin, 15 Desember 2025.

Baca Juga: Prabowo Diminta Pertimbangkan Ulang untuk Pertahankan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

Bahlil menegaskan, secara nasional stok bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) berada dalam kondisi aman, termasuk untuk menghadapi lonjakan kebutuhan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), meskipun sejumlah daerah sedang dilanda bencana.

“Semua masih dalam koridor stok standar minimum nasional. Jadi kalau kita untuk nataru (Natal dan Tahun Baru), Insya Allah aman Bapak, sekalipun kita kena persoalan di bencana,” ucap Bahlil, melansir laman Setpres RI.

Selain ketersediaan energi, pemerintah juga memfokuskan perhatian pada pemulihan pasokan listrik di wilayah terdampak.

Bahlil melaporkan bahwa sebagian besar jaringan listrik telah berhasil dipulihkan, meski belum sepenuhnya menjangkau seluruh desa.

“Jadi Pak Presiden, listrik desa ini seperti kemarin di Sumatra Utara, masih ada beberapa, sekalipun listriknya sudah 99,9 persen. Tapi masih ada kurang lebih sekitar hampir 50 desa di 4 kabupaten yang belum ada listrik. Ternyata itu bukan karena persoalan banjir saja, tapi memang jaringan listrik kita yang belum ada di sana,” ungkap Bahlil.

Baca Juga: Warga Aceh Tengah Ngeluh Susah Air Bersih dan Listrik Mati, Prabowo: Pasti Kita Bantu, Tenang Saja!

Ia menekankan bahwa pemerintah tidak akan memaksakan penyaluran listrik ke wilayah yang infrastrukturnya masih rusak parah atau tergenang banjir, demi menghindari risiko keselamatan bagi warga.

“Kami laporkan bahwa belum bisa teraliri semua kepada desa-desa yang ada, karena sebagian desa-desa yang infrastrukturnya masih parah, jalan yang enggak bisa kita masuk, itu pada tegangan rendah, itu tiang-tiangnya jatuh dan ada sebagian desa yang memang masih banjir, masih ada air. Kalau ini kita paksakan untuk dialiri listrik, itu akan berdampak pada kecelakaan di masyarakat,” tuturnya.

Di sektor distribusi BBM dan LPG, Bahlil mengakui tantangan paling berat terjadi di wilayah terdampak bencana di Sumatra, khususnya di Aceh.

Halaman:

Tags

Terkini