Selain penanganan darurat, Menag mendorong penguatan kesadaran publik melalui pendekatan nilai-nilai agama.
Ia mengajak media untuk terus menyuarakan seruan moral terkait krisis lingkungan yang menurutnya telah menjadi ancaman serius bangsa.
“Bangsa ini memerlukan bahasa agama yang efektif, efisien, dan tepat waktu. Media memiliki peran strategis menyuarakan seruan moral agar masyarakat tetap kuat dan saling peduli,” ujarnya.
Menag menilai ekoteologi kini menjadi isu penting yang harus diarusutamakan. Ia menegaskan bahwa kerusakan alam tidak bisa dilepaskan dari perilaku manusia.
Baca Juga: Bencana Terjang Aceh, Sumut, dan Sumbar, Megawati: Hutan Jangan Digunduli!
“Bahasa agama sangat efektif untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya bersahabat dengan lingkungan. Merusak alam adalah dosa, dan memperbaiki alam adalah amal pahala,” kata Menag.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada insan media dan jajaran Humas Kemenag atas peran mereka menjaga informasi tetap konstruktif dan menumbuhkan harapan masyarakat.
“Prestasi Kemenag tidak mungkin diketahui masyarakat tanpa kerja keras rekan-rekan media. Kami sangat mengapresiasi jihad yang dilakukan media dalam menyuarakan hal-hal baik bagi bangsa,” ujarnya.
Dirinya berharap kemitraan antara Kemenag dan media terus diperkuat, terutama dalam mendorong solidaritas publik dan menjaga harmoni sosial di tengah tantangan kebangsaan.***