KONTEKS.CO.ID – Konferensi Kota Toleran (KKT) 2025 di Singkawang menjadi panggung berbagai inovasi toleransi dari kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Selama sesi berbagi praktik baik, para peserta tak hanya mendengarkan paparan.
Lebih dari itu mempresentasikan program yang telah mereka jalankan untuk memperkuat harmoni sosial di daerah masing-masing.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Australia Open 2025: 4 Wakil Indonesia Bertanding, Paling Berat Ganda Putri
Sejumlah kota tampil menonjol melalui kebijakan progresif. Mojokerto, Salatiga, Tegal, dan Semarang, bahkan sudah menetapkan Peraturan Daerah (Perda) khusus toleransi.
Program inovatif juga mencuat dari berbagai daerah, misalnya Singkawang mendorong kampanye toleransi hingga ke kampung-kampung melalui kolaborasi dengan pemuda.
Sementara Mimika memperkuat peran FKUB dan menyiapkan platform aduan publik untuk mitigasi konflik.
Baca Juga: Puluhan Daerah Deklarasi Percepatan Ekosistem Toleransi di Konferensi Kota Toleran 2025
Kota Kediri memadukan pendidikan dan budaya melalui sekolah moderasi, parade lintas agama, dan Kampung Pancasila.
Ciamis menunjukkan inklusivitas lewat kemudahan penggunaan bangunan sementara.
Bangunan itu untuk ibadah minoritas serta pelayanan afirmatif bagi warga nonmuslim yang jumlahnya sekitar 1 persen.
Baca Juga: Hari Ini DPR Akan Sahkan RUU KUHAP Jadi UU
Daerah lain menonjolkan pendekatan berbasis konteks lokal, misalnya Sukabumi fokus pada literasi digital untuk menangkal misinformasi agama.
Kemudian Bogor memetakan dan menyelesaikan konflik intoleransi kronis seperti GKI Yasmin dan kasus Ahmadiyah.