“Kalau Soeharto bisa disebut pahlawan, lalu bagaimana dengan para mahasiswa yang gugur di Trisakti, Semanggi, dan banyak tempat lain? Apakah mereka hanya akan menjadi catatan kaki dalam sejarah bangsa ini?” tanya Indro dengan nada getir.
Menutup pernyataannya, Indro menegaskan bahwa reformasi bukan sekadar peristiwa politik, tetapi amanat moral yang harus dijaga.
“Mengangkat Soeharto sebagai pahlawan nasional adalah bentuk kemunduran sejarah. Ini pengkhianatan terhadap kebenaran, keadilan, dan cita-cita reformasi. Kami tidak akan diam menghadapi kebohongan yang dibungkus penghargaan,” demikian Indro.***