Jika ditolak, sang tamu harus menerima dan pergi, tidak boleh memaksa. "Kalau enggak boleh masuk ya sudah. Kalau boleh masuk monggo," tegasnya.
Puan mencontohkan situasi jika pemilik rumah (anggota dewan) sedang tidak ada. "Ibu ada? Ibu lagi ke pasar... 'Pokoknya saya harus nunggu di sini' kan kalian juga enggak senang kan kalau begitu," imbuhnya.
Pernyataan ini secara efektif mengubah posisi rakyat dari pemilik rumah menjadi tamu yang nasibnya bergantung pada izin sang pemilik rumah, yakni anggota dewan.***