nasional

Sumpah Haru di Hadapan Jenazah PB XIII, KGPAA Hamangkunegoro Naik Takhta Sebagai Pakoe Boewono XIV

Rabu, 5 November 2025 | 14:33 WIB
Sumpah haru PB XIV di depan jenazah Ayahanda, PB XIII. (Instagram @kraton_solo)

 

KONTEKS.CO.ID – Suasana duka menyelimuti Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada Rabu Legi, 5 November 2025.

Di tengah keheningan dan air mata, gema sumpah sakral terdengar dari pelataran Sasana Sewaka.

Putra mahkota, KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, mengucapkan ikrar kesetiaan di hadapan jenazah ayahandanya, Pakoe Boewono XIII atau PB XIII.

Baca Juga: Kala Akademisi Dibayar Rp300 Ribu, Influencer Dapat Belasan Juta: Soal Uang atau Rasa Hormat?

Dengan lantang ia bersumpah memikul tanggung jawab sebagai penerus takhta, menandai lahirnya raja baru bergelar Pakoe Boewono XIV atau PB XIV.

Prosesi itu menjadi bukti bahwa tahta Kasunanan tak pernah kosong, bahkan di tengah duka mendalam.

Sumpah PB XIV: Menjaga Warisan Leluhur

Sumpah di hadapan jenazah bukan sekadar ritual, melainkan warisan leluhur yang sarat makna.

Dalam adat Kasunanan, momen hanglintir kaprabon atau pengambilan takhta di tengah duka melambangkan keberlanjutan kepemimpinan dan keteguhan adat yang dijunjung tinggi.

Baca Juga: Biodata Zohran Mamdani, Anak Imigran Uganda Pro Palestina, Jadi Wali Kota Muslim Pertama di New York

Tangis haru pecah ketika Hamangkunegoro memeluk keluarga usai prosesi.

Di balik kesedihan, terselip kebanggaan yaitu Surakarta kembali memiliki pemimpin sah yang akan menjaga marwah Karaton.

Kakak tertua sang raja, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbaikusuma Dewayani, menegaskan bahwa tindakan adiknya sesuai dengan adat.

“Sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah simbol kesetiaan, bukan pelanggaran adat," kata GKR Timoer dalam keterangan resmi yang diterima Konteks.co.id pada Rabu, 5 November 2025.

"Justru inilah cara kita menjaga kontinuitas kepemimpinan di Karaton,” ujar GKR Timoer dengan suara bergetar namun tegas.

Halaman:

Tags

Terkini