KONTEKS.CO.ID - Sebuah sinyal bahaya baru yang mengindikasikan adanya pelemahan serius pada ekonomi riil kini datang dari sektor manufaktur.
PT Multistrada Arah Sarana Tbk, perusahaan produsen ban Michelin di Indonesia, secara mengejutkan mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terhadap 280 karyawannya.
Langkah drastis ini disebut sebagai akibat langsung dari anjloknya permintaan ban di pasar domestik.
Baca Juga: Pemprov DKI Kerahkan BNPB dan BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca
Bagi 280 pekerja, keputusan ini datang seperti petir di siang bolong. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, pada Jumat, 31 Oktober 2025, mengonfirmasi bahwa PHK tersebut diumumkan secara sangat mendadak.
"Pengumumannya udah dikeluarkan oleh mereka, mendadak lagi pengumumannya, kira-kira 2-3 hari yang lalu ya," kata Said Iqbal.
Keputusan sepihak ini sontak membuat ratusan keluarga kini terancam kehilangan sumber penghasilan utama mereka.
Pihak perusahaan secara resmi menggunakan istilah perampingan sebagai alasan efisiensi. Kepada para buruh, manajemen menjelaskan bahwa langkah ini terpaksa diambil karena permintaan pasar yang terus berkurang.
Baca Juga: Legenda Timnas Belanda Kritik Arne Slot: Terlalu Banyak Alasan, Fokuslah Perbaiki Liverpool!
"Jadi, mereka mengumumkan secara mendadak bahwa perusahaan melakukan perampingan... karena permintaan berkurang, ya produksi berkurang," ungkap Said Iqbal, menjelaskan logika perusahaan.
Namun, Said Iqbal melihat PHK ini sebagai gejala dari masalah yang jauh lebih besar dan fundamental. Itu adalah krisis daya beli masyarakat yang makin merosot.
Anjloknya permintaan ban, menurutnya, hanyalah efek domino dari masalah di sektor hulu industri otomotif.
Ini adalah alarm serius bahwa roda perekonomian di tingkat konsumen sedang melambat signifikan.