KONTEKS.CO.ID - Jaringan restoran cepat saji asal Amerika Serikat, Pizza Hut, tengah menghadapi masa sulit di Inggris.
Sebanyak 68 restoran dan 11 lokasi pengiriman akan resmi ditutup setelah operator waralabanya, DC London Pie Limited, dinyatakan pailit.
Dampaknya, sekitar 1.210 karyawan harus kehilangan pekerjaan di tengah tekanan berat industri perhotelan Inggris.
Baca Juga: BTS Comeback Maret 2026, Siap Gelar Tur Dunia Terbesar Sepanjang Karier Setelah Wamil
Kronologi Penutupan Gerai
Keputusan penutupan ini muncul setelah DC London Pie Limited masuk ke proses administrasi di bawah pengawasan FTI Consulting.
Langkah tersebut dilakukan untuk menyelamatkan sebagian aset dan mencegah kerugian yang lebih besar di tengah beban operasional yang kian meningkat.
Meski begitu, tidak semua gerai Pizza Hut di Inggris akan tutup.
Baca Juga: Klub Bola Voli Turki Putus Kontrak dengan Megawati Hangestri: Tanpa Konpensasi
Dalam skema penyelamatan, Yum! Brands, pemilik global Pizza Hut, berencana mengambil alih 64 restoran yang masih beroperasi.
Dengan langkah ini, sekitar 1.276 karyawan masih bisa mempertahankan pekerjaannya.
Direktur Pelaksana Operasi Internasional Yum! Brands, Nicolas Burquier, menegaskan bahwa akuisisi ini dilakukan untuk melindungi masa depan bisnis dan para karyawan.
“Akuisisi ini bertujuan menjaga pengalaman pelanggan kami dan melindungi pekerjaan sebisa mungkin,” ujarnya dikutip dari Reuters, Selasa, 28 Oktober 2025.
Baca Juga: Divonis 4 Tahun Penjara, Nikita Mirzani Tegar: Tak Ada yang Harus Ditangisi
“Prioritas utama kami adalah memastikan operasional tetap berjalan dan mendukung rekan kerja selama masa transisi,” tambahnya.
Tekanan Berat di Industri Restoran Inggris
Krisis ini tidak hanya menimpa Pizza Hut.
Industri restoran dan perhotelan Inggris memang sedang menghadapi tekanan besar akibat kombinasi biaya operasional yang melonjak dan penurunan daya beli konsumen.
Baca Juga: PEPS Sebut Kerugian Negara Proyek Whoosh Rp73,5 Triliun Nyata dan Pasti
Kenaikan gaji minimum staf, meningkatnya iuran jaminan sosial karyawan, serta harga bahan makanan yang terus naik membuat margin keuntungan semakin menipis.
Artikel Terkait
Bahlil Sebut Tukin ESDM 2026 Naik 100 Persen, Purbaya: Tunggu Perintah Presiden!
Telin, SDEC, dan ITCO Niaga Perkuat Kolaborasi Regional untuk Pengembangan Sistem Kabel Laut ICE II
Cak Imin Ungkap Ekonomi Rakyat Dibunuh Ritel Raksasa yang Masuk ke Perkampungan
Kisah Guru Dirikan AgenBRILink di Pedalaman Papua, Dorong Inklusi dan Literasi Keuangan Masyarakat
Haji Isam dan Happy Hapsoro Terjun ke Bursa Kripto? OJK Konfirmasi Pengajuan Izin, CFX Kini Bukan Lagi Pemain Tunggal!