Sementara itu, masyarakat Inggris yang sedang menghadapi inflasi tinggi cenderung mengurangi frekuensi makan di luar rumah, termasuk di restoran cepat saji besar seperti Pizza Hut.
Beberapa analis menilai bahwa penutupan gerai besar seperti ini menjadi sinyal bahwa rantai restoran global perlu menyesuaikan model bisnisnya dengan kondisi ekonomi yang berubah cepat.
Langkah Penyelamatan dan Harapan ke Depan
Yum! Brands memastikan pihaknya akan menjaga pengalaman pelanggan di gerai-gerai yang tetap beroperasi, termasuk dengan memperbarui menu dan memperkuat layanan digital.
Di sisi lain, pemerintah Inggris melalui Departemen Bisnis dan Perdagangan (DBT) menyebut akan memantau situasi ini dan mendukung pekerja yang terdampak PHK untuk mendapatkan peluang kerja baru.
Meskipun penutupan ini menjadi kabar duka bagi banyak karyawan, beberapa pengamat menilai langkah restrukturisasi ini perlu dilakukan agar Pizza Hut dapat kembali stabil secara finansial dan beradaptasi dengan kebiasaan baru konsumen yang semakin beralih ke layanan pesan antar online.***
Artikel Terkait
Bahlil Sebut Tukin ESDM 2026 Naik 100 Persen, Purbaya: Tunggu Perintah Presiden!
Telin, SDEC, dan ITCO Niaga Perkuat Kolaborasi Regional untuk Pengembangan Sistem Kabel Laut ICE II
Cak Imin Ungkap Ekonomi Rakyat Dibunuh Ritel Raksasa yang Masuk ke Perkampungan
Kisah Guru Dirikan AgenBRILink di Pedalaman Papua, Dorong Inklusi dan Literasi Keuangan Masyarakat
Haji Isam dan Happy Hapsoro Terjun ke Bursa Kripto? OJK Konfirmasi Pengajuan Izin, CFX Kini Bukan Lagi Pemain Tunggal!