KONTEKS.CO.ID - Puluhan pengemudi ojek online yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta Pusat, Rabu, 17 September 2025.
Meski sebelumnya digembar-gemborkan akan dihadiri ribuan massa, kenyataannya hanya puluhan orang yang terlihat di lokasi. Ketua Umum Garda, Raden Igun Wicaksono, menyebut hujan deras menjadi penyebab utama sepinya peserta aksi.
“Target kami ada sekitar 2000-an. Namun, banyak kawan-kawan belum sampai ke lokasi karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan,” kata Igun.
Baca Juga: Sebut Geng Solo Virus Berbahaya, Eks Danjen Kopassus: Mereka Perusak Bangsa!
Ia menambahkan, peserta aksi datang bukan hanya dari Jabodetabek, melainkan juga dari berbagai daerah seperti Jambi, Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Papua.
Lima Tuntutan Utama Garda
Dalam aksinya, Garda menyampaikan lima tuntutan utama:
- RUU Transportasi Online segera masuk Prolegnas 2025–2026, atau dipercepat melalui Peraturan Presiden agar pengemudi punya kepastian hukum.
- Pembagian hasil 90:10, dengan 90 persen untuk pengemudi dan 10 persen untuk aplikator. Saat ini, skema bagi hasil masih 80:20.
- Penetapan tarif resmi untuk jasa antar barang dan makanan.
- Audit investigatif potongan 5 persen yang sejak 2022 dipungut perusahaan aplikasi, sesuai aturan yang mewajibkan laporan setiap enam bulan.
- Penghapusan program yang merugikan driver, seperti aceng, slot, multi order, dan member berbayar.
Selain itu, Garda juga menuntut proses hukum terkait tragedi 28 Agustus 2025 yang menewaskan pengemudi ojol bernama Affan Kurniawan segera dituntaskan.
Baca Juga: Prabowo Resmi Lantik Afriansyah Noor Jadi Wamenaker Gantikan Immanuel Ebenezer
Minta DPR Turun Tangan
Igun berharap perwakilan DPR menemui massa atau menerima delegasi Garda untuk menyampaikan aspirasi.
“Kami berharap adanya perwakilan dari DPR RI yang bisa menemui kami ataupun menerima perwakilan kami masuk ke kompleks DPR,” ujarnya.
Baca Juga: KPK Sebut Ustaz Khalid Basalamah Bocorkan Informasi Kasus Korupsi Kuota Haji
Aksi Garda kali ini menjadi lanjutan dari serangkaian protes pengemudi ojol yang menuntut regulasi lebih adil dalam ekosistem transportasi online di Indonesia. ***