KONTEKS.CO.ID - Kasus dugaan keracunan massal akibat konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi, kali ini menimpa ratusan siswa di Kota Bogor.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengonfirmasi bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan keberadaan bakteri E.coli dan Salmonella dalam beberapa sampel makanan yang disajikan di sekolah.
Menu makanan tersebut berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani yang berlokasi di Tanahsareal dan didistribusikan ke sejumlah sekolah di wilayah tersebut.
Baca Juga: Tim Dokter Berhasil Identifikasi 9 dari 13 Korban Ledakan Amunisi Afkir di Kabupaten Garut
"Indikasi awal menunjukkan bahwa sumber keracunan berasal dari dapur SPPG Bina Insani. Namun investigasi masih terus dilakukan untuk memastikan secara detail," ujar Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, pada Rabu (7/5/2025).
Langkah Cepat Pemerintah Kota Bogor
Sebagai respons cepat, Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan investigasi epidemiologi di 13 sekolah terdampak.
Sampel makanan, muntahan pasien, air minum, dan usapan dari wadah serta tangan penjamah makanan turut diperiksa. Hasil laboratorium diperoleh dari Labkesda Kota Bogor.
Baca Juga: Kabar Duka, Tokoh Betawi Eddie Marzuki Nalapraya Meninggal Dunia
Menurut Dedie, hasil awal menyebutkan bahwa telur ceplok bumbu barbekyu dan tumis tahu-tauge yang disajikan kepada siswa mengandung dua jenis bakteri berbahaya.
Telur diketahui dimasak pada malam hari dan baru didistribusikan pada keesokan harinya, yang kemungkinan besar menjadi faktor pemicu kontaminasi.
Jumlah Korban Terus Bertambah
Per 9 Mei 2025, jumlah korban keracunan tercatat sebanyak 210 orang dari delapan sekolah yang menerima makanan dari penyedia yang sama.
Baca Juga: Dua Saksi Mangkir, Polda Metro Jadwalkan Ulang Pemeriksaan Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Sebanyak 34 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, 47 dirawat jalan, dan sisanya mengalami gejala ringan.
"Korban tersebar di delapan sekolah. Pemeriksaan dan pemantauan masih terus dilakukan untuk mengantisipasi munculnya kasus baru," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno.