Potensi Ancaman Keamanan
Andika menambahkan, potensi ancaman selama KTT G20 hingga saat ini belum. Pihaknya juga memiliki Satgas Intel atau Badan Intelijen Strategis (BAIS) untuk mengetahui potensi ancaman yang ada.
"Kalau dari satgas intel kami Bais dan kami juga bekerja sama dengan inteligen militer negara partisipan atau negara yang hadir, karena kami menganggap ini sebagai kerja sama tim," tuturnya.
Jadi, sambung dia, semakin banyak yang mendeteksi semakin bagus. "Kabar bagusnya sejauh ini, kalau yang sifatnya kelompok perencanaan itu tidak ada. Itu kabar bagusnya, jadi belum ada yang signifikan," tambah Panglima TNI.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, untuk potensi ancaman selama KTT G20, pihaknya sudah mengerahkan Densus 88 melakukan penempelan dan pengawasan secara ketat terhadap potensi ancaman teror.
"Terhadap yang memang kami lihat itu, menjadi potensi ancaman dari beberapa waktu yang lalu kita sudah amankan. Dan kita juga memasang face recognetion di titik penyebrangan baik di bandara maupun di pelabuhan-pelabuhan. Sehingga, apabila ada target yang menjadi catatan kita yang lewat tentunya kita akan mengambil langkah-langkah di situ," papar Kapolri.
Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan, mendukung pengamanan KTT G20 sudah terpasang sekitar 2.300 lebih CCTV di segala titik di Bali.
"Kemarin, kita lihat poskonya TNI dengan poskonya Polri dengan command center-nya Itu sudah sangat terintegrasi. Jadi ada 2.300 lebih CCTV yang sudah dipasang di mana-mana dan itu bisa segera me-recognetion mukanya siapa," tambahnya.
Kemudian untuk mengantisipasi serangan hacker selama KTT G20, ujar dia, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan pihak Kepolisian sudah mengantisipasi.