• Senin, 22 Desember 2025

Susno Duadji Minta TGIPF Mahfud MD Berani Mengungkap Siapa Salah di Tragedi Kanjuruhan

Photo Author
- Kamis, 6 Oktober 2022 | 16:53 WIB
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji.
Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen (Purn) Susno Duadji.



Karena itu, Tragedi Kanjuruhan harus diungkap, apa fakta sebenarnya. Kenapa bisa terjadi, siapa yang bertanggung jawab. Selain ada pertanggungjawaban hukum, pengungkapan ini juga bisa digunakan sebagai bahan evaluasi agar tragedi ini tidak terjadi lagi.





Semua itu menurut Susno, tentu menjadi tugas TGIPF. Karena tragedi ini terjadi karena ada sesuatu yang tidak beres. Sesuatu yang tidak beres ini kemudian harus segera diungkap oleh TGIPF dan bukan atas dasar opini yang tersebar di publik atau media.





“Wah ini karena ada tembakan-tembakan gas air mata. Wah ini karena pintu tidak dibuka, wah ini karena ada Aremania yang menerobos masuk lapangan, wah ini karena ada salah pengertian. Itu kan hanya lemparan-lemparan yang bukan hasil penyelidikan daripada tim independen,” ujarnya.





-
Kerusuhan suporter bola di Stadion Kanjuruhan Malang (Dok tangkapan layar)




Apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan harus diselidiki secara benar, oleh tim yang juga benar, independen dan profesional. Seluruh anggota tim independen ini harus mengerti mengenai olah raga sepak bola, mengerti karakter suporter Aremania dan orang Malang yang memiliki semangat tinggi. Selain itu, tim juga harus memahami betul berdasarkan fakta dan data yang diperoleh.  





“Karena saya bisa pastikan, orang yang ada di tim (TGIPF) itu tidak ada di lokasi saat kejadian. Lihat nama-nama itu, siapa tahu saya salah, tidak ada di lapangan. Sehingga dia tidak mengetahui yang sebenarnya apa, sehingga mengetahui sebenarnya apa, kecuali berdasarkan data-data, atau informasi atau fakta yang diterima setelah kejadian,” katanya.





Meski tim ini tidak ada di lokasi saat kejadian, tentu yang diperoleh tetap bisa abjektik asal tim ini tidak mencari data dan fakta tidak dari satu pihak saja. Tentu didukung oleh bukti-bukti yang kuat. 





-
Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang. (Foto: Antaranews/Vicki Febrianto)




“Banyak yang mengatakan, banyak yang meninggal karena pintunya terkunci. Sehingga tidak bisa orang-orang keluar dari stadion. Ada lagi yang mengatakan, ada yang mabuk dari penonton itu. Ada lagi yang mengatakan, gas air mata ditembakan ke tribun bukan ke lapangan, ini harus dibuktikan,” katanya.





Tentu TGIPF sudah mengerti bagaimana cara membuktikan hal-hal yang saat ini telah beredar. Caranya bisa saja melihat, dari bekas gas ari mata, apakah jatuh di tribun atau bukan. Dapat juga dilihat dari rekaman video yang tersebar. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Terkini

X