Biodata dan Harta Suyudi Ario Seto: Kepala BNN RI yang Disorot Usai Isu Kedekatan dengan Shandy Aulia

Rincian Harta Suyudi Ario Seto

A. Tanah dan Bangunan: Rp8.827.246.500

• Tangerang (beberapa bidang): ±Rp286 juta
• Serang (sejumlah bidang): ±Rp1,78 miliar
• Majalengka: Rp40,7 juta
• Sumbawa (lahan luas): ±Rp2,64 miliar
• Jakarta Selatan (hibah tanpa akta): Rp4,2 miliar

B. Alat Transportasi dan Mesin: Rp349 juta

• Yamaha BG6 AT (2018): Rp44 juta
• Mini Cooper (2011): Rp305 juta

C. Harta Bergerak Lainnya: Rp40 juta
D. Surat Berharga: Nihil
E. Kas dan Setara Kas: Rp600 juta
F. Harta Lainnya: Nihil
G. Utang: Nihil

Total Kekayaan: Rp9.816.246.500

Baca Juga: 5 Makanan yang Diam-diam Bikin Ginjalmu Lelah, Wajib Dihindari!

Karier Panjang di Jalur Penegakan Hukum

Suyudi Ario Seto bukan figur baru di dunia reserse. Lulusan Akpol 1994 ini menghabiskan sebagian besar kariernya di lapangan, khususnya penanganan kejahatan serius.

Sejumlah jabatan strategis pernah diembannya, antara lain:

• Kanit II Resmob Polda Metro Jaya
• Kapolsek Metro Pasar Minggu
• Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan
• Kepala Unit Jatanras Polda Metro Jaya
• Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota dan Jakarta Barat
• Kanit Resmob Bareskrim Polri

Baca Juga: Shandy Aulia Viral Usai Namanya Dikaitkan dengan Kepala BNN, Kolom Komentar Instagram Mendadak Dibatasi

Ia juga dipercaya memimpin wilayah rawan dan strategis seperti Polres Majalengka, Polres Bogor, hingga Polres Metro Jakarta Pusat.

Kariernya terus menanjak saat ditunjuk sebagai Wakapolda Metro Jaya (2023), kemudian Kapolda Banten (2024), hingga akhirnya dipercaya menjadi Kepala BNN RI pada 2025.

Suyudi resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 25 Agustus 2025 di Istana Negara, berdasarkan Keppres Nomor 118 TPA Tahun 2025.

Baca Juga: Dua Titik Demo di Jakarta Pusat Hari Ini, Polisi Siaga, Warga Diminta Putar Arah

Isu Viral dan Sikap Resmi

Hingga berita ini ditulis, belum ada klarifikasi resmi terkait isu kedekatan dengan Shandy Aulia. Tidak adanya pernyataan membuat isu tersebut tetap berada di ranah spekulasi publik.***