Ia menambahkan, Kemenag terus memantau aktivitas masjid dalam membantu korban banjir sekaligus mengapresiasi para takmir dan relawan yang bergerak cepat.
“Semakin besar kolaborasi, semakin cepat masyarakat pulih,” ujar Abu.
Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, menyampaikan bahwa Ditjen Bimas Islam telah menyiapkan panduan operasional bagi masjid dalam penyelenggaraan layanan kemanusiaan.
Panduan mencakup tata kelola posko, penerimaan donasi, dan prosedur distribusi bantuan agar tetap akuntabel.
Arsad juga meminta masjid melakukan pemetaan kebutuhan warga di lingkungannya agar bantuan tepat sasaran.
“Masjid kecil sekalipun bisa menjadi titik solidaritas,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya masjid menyediakan layanan informasi kebencanaan bekerja sama dengan BPBD dan aparat setempat. Informasi valid soal kondisi banjir, potensi susulan, jalur evakuasi, dan langkah keselamatan harus dapat diakses warga.
“Peran informasi sangat krusial untuk menjaga keselamatan warga,” jelas Arsad.
Arsad turut memuji kontribusi relawan masjid yang terlibat langsung dalam evakuasi dan distribusi bantuan. Ia berharap gerakan solidaritas berbasis masjid semakin menguat.
“Kita ingin masjid tidak hanya menjadi ruang ibadah, tetapi juga rumah bersama di saat masyarakat membutuhkan,” tuntasnya.***
Artikel Terkait
BNPB Perbarui Jumlah Korban Bencana Banjir dan Tanah Longsor Sumatera: 867 Orang Meninggal dan 521 Jiwa Hilang
Heboh Tiket ke Aceh Tembus Rp8 Juta saat Banjir, Ini Klarifikasi Menhub dan Susi Air
BNPB Update Banjir Sumatera: Korban Meninggal 914 Jiwa, 389 Masih Hilang, Operasi SAR Terus Digencarkan
Waspada Hujan Lebat Sepekan, Mulai 6 hingga 12 Desember 2025: BMKG Rilis Daftar Wilayah Potensi Banjir dan Longsor
Dituding Jadi Biang Kerok Banjir Sumatera, Prabowo Sebut Sawit Karunia 'Energi' dari Yang Maha Kuasa