Kebijakan meniadakan barcode sementara untuk pembelian BBM mencerminkan situasi darurat dan kebutuhan mobilisasi cepat.
Kebijakan ini sekaligus merespons kemacetan distribusi yang sebelumnya terjadi di beberapa SPBU terdampak.
Di sektor LPG, suplai kembali digeser agar lebih efisien setelah jalur pengiriman dari Dumai tidak lagi dapat mengimbangi kebutuhan tinggi di Tapanuli Tengah, Nias, dan Sibolga.
Pemerintah memutuskan memindahkan sumber distribusi ke Sumatra Barat agar jarak dan risiko pengiriman lebih rendah.
Baca Juga: Ketua MPR China Wang Huning Temui Prabowo di Istana Hari Ini, Ada Apa?
“Sekarang kita ubah, ngambil LPG-nya kita ambil dari Sumbar. Jadi Sumbar sekarang menjadi hub, supaya semuanya bisa terdistribusi. Insya Allah kalau cuacanya baik, Jumat, Sabtu semua sudah bisa lebih membaik,” jelas Bahlil.
Presiden Prabowo disebut menginstruksikan agar laporan pemulihan disampaikan secara berkala. Setiap hambatan teknis diminta segera diatasi dengan pendekatan multi-skema untuk mempercepat normalisasi hidup masyarakat.
“Harus dipastikan, diyakinkan, bahwa percepatan harus dilakukan. Semuanya harus dipakai agar bisa melayani rakyat dengan baik,” tegasnya.
Langkah pemerintah ini menjadi penentu dalam stabilisasi pasokan energi yang sangat vital bagi evakuasi, logistik darurat, hingga operasional rumah sakit di tengah kondisi bencana yang masih berlangsung di sejumlah daerah.***
Artikel Terkait
Pemerintah Tambah Kuota 350 Ribu Ton LPG 3 Kg Jelang Nataru, Bahlil Sebut Tak Menambah Beban APBN
Ketua Golkar Bahlil Lahadalia Tegaskan Hormati Proses Hukum Terkait Pemeriksaan Bupati Gunung Mas oleh KPK
Menteri Bahlil Bebaskan Penggunaan Barcode untuk Beli BBM di SBPU Aceh-Sumatra
Kelar Tinjau Korban Banjir Sumatra: Prabowo Panggil Luhut ke Istana, Duduk Saling Tatap Bahas Persoalan Ini
Perintah Presiden Prabowo: Penanganan Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra Prioritas Nasional
Puji Pengaruh Prabowo, Sekjen Liga Muslim Dunia Sampaikan Terima Kasih soal Palestina