Rekaman tersebut memicu kekhawatiran publik mengenai keamanan pascabencana dan ketersediaan logistik di wilayah terdampak.
Kepala BNPB Suharyanto kemudian memberikan penjelasan bahwa tindakan warga tidak dilakukan dengan motif jahat, melainkan karena kebutuhan mendesak.
“Tentu saja kita yakin dan percaya bukan niatnya jahat tapi karena takut, mungkin karena memang sudah beberapa jam atau mungkin ada yang belum makan dari beberapa hari gitu sehingga terkesan begitu,” ujar Suharyanto.
Ia menekankan bahwa aksi tersebut berbeda dari penjarahan yang disertai kekerasan atau perusakan.
“Itu mereka mengambil bahan makanan. Jadi bukan menjarah atau merusak, memecahkan kaca, dan sebagainya, tidak,” tambahnya dalam konferensi pers di Tapanuli Utara.
Banjir bandang dan longsor yang melumpuhkan Tapanuli Tengah hingga Kota Sibolga memang membuat sejumlah wilayah terputus total.
Dengan logistik tersendat dan akses darat tak bisa dipakai, situasi darurat di lapangan berkembang cepat, memaksa warga mengambil tindakan instan sebelum bantuan pemerintah tiba.***
Artikel Terkait
Mulai Panik karena Kelaparan, Warga Sibolga Jarah Alfamidi, Polisi Cuma Bisa Melihat
Viral Warga Sibolga Jarah Minimarket, Begini Perasaan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto Dihujat Warganet Terkait Penanganan Bencana Sumatra
Viral Penjarahan Minimarket di Lokasi Bencana, BNPB: Belum Makan Berhari-hari, Bukan Niat Jahat!
Polisi Tangkap 16 Warga yang Jarah Minimarket di Sumut Meski BNPB Sebut Tak Ada Niat Jahat
Video Viral Pengakuan Korban Banjir di Sibolga Jarah 3 Mi Instan dan Sebotol Air Mineral dari Minimarket: Saya Bayar Jika Sudah Pulih