Prabowo Luncurkan Misi Raksasa Bangun 300 Ribu Jembatan di Desa Terpencil, Mahasiswa Teknik dan Zeni TNI Siap Dilibatkan!

Prabowo juga menyampaikan pesan khusus kepada anak-anak di wilayah terpencil yang dapat merasakan langsung dampak program ini.

“Anak-anakku di pedalaman, sabar ya. Saya sedang bekerja keras. Mudah-mudahan tahun depan banyak jembatan sudah bisa kalian gunakan,” ucapnya.

Mahasiswa Teknik Sipil, TNI, dan Brimob Turun ke Lapangan

Baca Juga: Wamenkum Eddy Hiariej: Tak Sulit Pelajari KUHAP Baru, Wamenko Otto Dorong Peradi Gencarkan Sosialisasi

Untuk menjalankan pembangunan dalam skala masif tersebut, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah membutuhkan kekuatan yang besar.

Karena itu, ia meminta dukungan dari sektor akademik hingga aparat keamanan.

Prabowo menginstruksikan agar Kementerian Pendidikan Tinggi menyiapkan penggerahan mahasiswa teknik sipil untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan.

Para mahasiswa nantinya akan membantu pemetaan lokasi, pengukuran teknis, perencanaan jembatan kecil, serta pendampingan masyarakat.

Baca Juga: Liverpool Kalah Terus hingga Kebobolan 35 Gol, Arne Slot: Klub Tetap Percaya pada Saya!

“Saya minta semua potensi diberdayakan. Mahasiswa teknik sipil di seluruh kampus, kalau perlu, akan kita turunkan ke desa-desa yang membutuhkan jembatan,” kata Prabowo.

Tak hanya mahasiswa, pasukan Zeni TNI dan personel Brimob Polri juga akan dikerahkan.

Mereka akan diperbantukan dalam pengerjaan konstruksi serta membantu distribusi material ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.

“TNI saya minta kerahkan batalyon-batalyon Zeni. Brimob juga saya minta ikut turun bantu rakyat. Ini pekerjaan besar dan harus kita kerjakan bersama-sama,” ujar Prabowo.

Baca Juga: Idol K-Pop Patungan Miliaran, Panen Donasi untuk Korban Kebakaran Terparah Hong Kong dalam 80 Tahun

Fokus Utama: Akses Pendidikan yang Aman untuk Semua

Prabowo menegaskan bahwa pembangunan jembatan merupakan bagian dari komitmen negara untuk memastikan akses pendidikan yang aman bagi semua anak Indonesia.

Ia tidak ingin lagi melihat pelajar harus menyeberangi sungai berarus deras, meniti batang pohon, atau mengambil jalur memutar berjam-jam hanya untuk sampai di sekolah.