KONTEKS.CO.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan negosiasi Pertamina Patra Niaga dan pengelola SPBU Shell terkait pembelian pasokan BBM telah memasuki tahap akhir.
Informasi itu disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, pada Senin, 24 November 2025.
“Vivo sudah dilakukan kemarin. Sekarang kabar terbaru, Shell sudah sampai tahap final,” ujar Laode, seperti dikutip dari Antara.
Tahap final tersebut merupakan tindak lanjut instruksi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk memastikan ketersediaan pasokan BBM bagi operator SPBU swasta yang kehabisan kuota impor.
Saat ini, operator SPBU swasta yang telah meneken kesepakatan dengan Pertamina adalah BP-AKR dan Vivo.
Pertamina telah memasok 100 ribu barel minyak kepada BP-AKR pada tahap pertama, serta volume yang sama kepada Vivo.
Baca Juga: Modal Kemenangan di Burnley, Chelsea Siap Hadapi Barcelona
Sementara itu, ExxonMobil belum mengajukan permohonan karena dinilai masih memiliki stok mencukupi.
Laode menyebut Shell telah mengajukan volume yang ingin dibeli dari Pertamina, tetapi belum bersedia mengungkapkan angka pastinya.
“Kita tunggu saja volume dari Shell,” katanya.
Baca Juga: Air Hujan di Surabaya Ditemukan Tercemar Mikroplastik, BRIN Ungkap Risiko Sebenarnya
Shell bersama BP diketahui mengalami kekurangan stok BBM sejak pertengahan Agustus 2025, yang kemudian disusul Vivo pada pertengahan Oktober.
Pada akhir Oktober, pasokan BBM di SPBU BP mulai pulih dan terbaru, Vivo juga dilaporkan berangsur normal.
Artikel Terkait
Masa Depan Pasokan Bensin Shell Masih Gelap Usai Gagal Capai Kesepakatan dengan Pertamina
Viral, Karyawan Shell Berjualan Kopi di Exit LRT Pancoran, Tuai Pujian Warganet
Gara-Gara BBM Langka, Konsumen Shell Terpaksa Pindah ke Pertamina dan Layangkan Gugatan
Shell Berniat Kembali Tanam Modal ke Hulu Migas Indonesia, Gandeng Mitra Internasional