Setiap hasil pencarian di Galifakta akan menampilkan tautan langsung ke konten asli pembongkaran fakta, sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi terhadap kerja media yang melakukan verifikasi informasi.
Baca Juga: Menteri Maman Akan Tertibkan Impor Pakaian Murah dari China, Sebut Harganya Tak Masuk Akal
“GaliFakta masih berupaya bisa menautkan langsung tautan ke konten debunking awal. Saat ini GaliFakta baru memberikan kesimpulan hasil debunking,” tutur Adi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Watch, Indriyatno Banyumurti, mengatakan, kolaborasi ini bukan sekadar mengembangkan alat berbasis AI, tetapi juga memperluas partisipasi masyarakat dalam melawan disinformasi.
“Kolaborasi antara kawan-kawan Koalisi Cek Fakta dengan ICT Watch ini bukan sebatas pengembangan tools sederhana berbasis AI. Lebih dari itu, kami sama-sama beringinan agar penanganan disinformasi bisa semakin masif dilakukan bersama masyarakat umum. Serta memperluas outlet digital untuk cek fakta yang mudah digunakan,” harapnya.
Dalam MoU kerja sama ini, ICT Watch memanfaatkan kecerdasan artifisial untuk menarik dan menampilkan hasil pemeriksaan fakta yang dilakukan oleh jejaring media Koalisi Cek Fakta.
Baca Juga: Toyota Kijang G, Avanza, dan Honda Brio, Terbakar Hebat di Kolong Layang Kereta Sawah Besar
Setiap hasil pencarian di Galifakta akan menautkan langsung ke konten asli pembongkaran fakta oleh media mitra, sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi terhadap kerja jurnalisme verifikasi yang telah dilakukan secara kolaboratif.
Sebagai rangkaian kegiatan, acara penandatanganan MoU juga dilanjutkan dengan diskusi publik bertema “Tantangan dan Peluang Pemanfaatan AI dalam Pemeriksaan Fakta”.
Diskusi dimoderatori oleh Naharin Ni’matun dan menghadirkan narasumber dari Koalisi Cek Fakta, Bayu Galih, serta dari ICT Watch, Donny Utoyo.
Baca Juga: Masih Tunggu Keputusan Final, Menaker Sebut Kapan Waktu Pengumuman UMP 2026
Melalui diskusi ini pula, para peserta diajak untuk memahami potensi AI sebagai alat pandu dalam membantu jurnalis, pemeriksa fakta, dan masyarakat umum mengenali informasi palsu. Sekaligus menyoroti tantangan etika dan transparansi dalam penggunaannya.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pemanfaatan teknologi AI untuk kepentingan sosial, khususnya dalam pemberantasan disinformasi dan penguatan literasi digital di Indonesia. ***
Artikel Terkait
Dorong Wacana Satu Orang Satu Akun, Komisi I DPR: Cegah Kriminal dan Hoaks di Medsos
Luruskan Hoaks, Komisi VIII DPR: Klinik Haji Indonesia Boleh Buka di Saudi Asal Lewat Skema Kerja Sama
Publik Terkecoh Hoaks Menkeu Ngaji di dalam Mobil, Purbaya Bantah: 'Wah, Bukan Saya, Suara Saya Lebih Bagus'
Hoaks Catut Nama Ketua LPSK, Penipu Minta Uang ke Korban KSP Indosurya
Isu WN Israel Punya KTP Cianjur Ternyata Hoaks, Dukcapil Pastikan Dokumen Palsu