• Minggu, 21 Desember 2025

Operasi Smelter Freeport Gresik Dihentikan Akhir Oktober 2025 Imbas Longsor Tambang di Papua Tengah

Photo Author
- Kamis, 30 Oktober 2025 | 17:00 WIB
Smelter Freeport Gresik henti sementara.  (Instagram @bahlillahadalia)
Smelter Freeport Gresik henti sementara. (Instagram @bahlillahadalia)

 

KONTEKS.CO.ID - Kementerian ESDM memperkirakan kegiatan smelter tembaga dan pabrik emas batangan (PMR) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, akan berhenti beroperasi pada akhir Oktober 2025.

Penghentian Smelter Freeport Gresik ini terjadi karena pasokan konsentrat tembaga dari tambang bawah tanah Freeport di Tembagapura, Papua Tengah, masih terhenti akibat insiden longsor di area Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September 2025.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyebut stok bahan baku hanya cukup hingga akhir bulan ini.

Baca Juga: Presiden Prabowo Akui Penanganan Narkoba Masih Kurang, Janji Tambah Pusat Rehabilitasi di Seluruh Daerah

“Sampai akhir Oktober mungkin. Jadi sementara berhenti,” ujar Tri di Kementerian ESDM, beberapa waktu lalu.

Pemerintah Masih Lakukan Evaluasi Smelter Freeport Gresik

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan, lokasi tambang yang terdampak longsor masih dalam tahap penelitian dan evaluasi oleh pihak Freeport.

“Freeport sekarang untuk pasca kecelakaan kemarin, musibah. Bahwa lokasi itu sekarang masih dalam penelitian kembali,” kata Bahlil.

Ia menambahkan, area lain di luar titik longsor juga belum beroperasi. Pemerintah masih menunggu hasil investigasi serta langkah perbaikan agar aktivitas tambang dapat berjalan aman.

Baca Juga: Motor Mendadak Brebet Usai Isi Pertalite, ESDM dan Pertamina Langsung Investigasi

Insiden longsor yang menewaskan tujuh pekerja itu mendorong Kementerian ESDM untuk melakukan audit total terhadap seluruh kegiatan pertambangan Freeport.

“Yang pertama adalah kita melakukan audit total terhadap implementasi daripada operasi underground di Freeport,” ujar Bahlil.

Menurutnya, kegiatan produksi baru dapat dimulai kembali secara bertahap pada paruh pertama 2026, setelah hasil audit dan perbaikan selesai dilakukan.

Baca Juga: 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar Dipulangkan, Satu Diduga Perekrut

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X