KONTEKS.CO.ID - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menyoroti maraknya insiden kereta anjlok di Indonesia. Kasus terbaru menimpa Kereta Purwojaya di Kedunggede, Bekasi, pada bulan ini.
“Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kasus ini tidak bisa dianggap sepele,” ungkap Syaiful Huda, Minggu 26 Oktober 2025.
Kasus Kereta Anjlok yang Terjadi
Huda mencatat sejumlah kecelakaan sebelumnya, termasuk KA Argo Bromo di Subang, KRL Stasiun Jakarta Kota, dan Kereta Kuala Stabas di Lampung pada Agustus 2025.
Ia menekankan, tingginya frekuensi insiden menjadi sinyal adanya krisis keselamatan transportasi.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Ingatkan Purbaya: Simpan Dana APBD di Giro Bukan Salah, Justru Aman dan Transparan
Legislator dapil Jabar VII ini mengidentifikasi tiga faktor utama pemicu kereta anjlok yaitu usia prasarana, akumulasi kerusakan sarana, dan cacat prosedur operasional.
“Kami menilai situasi ini membutuhkan intervensi kebijakan dan aksi konkret yang radikal,” ujarnya.
Syaiful Huda mendesak Kementerian Perhubungan melakukan audit keselamatan independen agar setiap insiden bisa dievaluasi secara objektif.
Langkah ini dinilai penting untuk mengantisipasi kecelakaan di kereta jarak jauh, lokal, maupun commuter.
Menurut Huda, Kemenhub perlu beralih dari perawatan korektif menjadi prediktif berbasis sensor, meniru praktik di negara maju. “Ini untuk memastikan kereta tetap
Huda menekankan bahwa kereta api adalah tulang punggung transportasi nasional. “Setiap insiden kecelakaan harus menjadi fokus evaluasi dan perbaikan agar kepercayaan publik tetap terjaga,” pungkasnya.***
Artikel Terkait
Grobogan Dikepung Banjir: 2.263 Rumah di 28 Desa Terendam, Tanggul Dekat Rel Kereta Api Jebol
Kereta Purwojaya Anjlok di Bekasi, Satu Penumpang Warga Purworejo Terluka
35 Perjalanan Kereta Api Alami Keterlambatan Akibat KA Purwojaya Anjlok, Ini Daftarnya Lengkapnya
Aturan Baru KAI! Kini Powerbank Tak Boleh Dicas di Kereta, Ini Batas Kapasitas yang Aman!
Mahfud MD Siap Diperiksa KPK Soal Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, Tetap Santai dan Tegas