• Senin, 22 Desember 2025

Koalisi Masyarakat Sipil JustCOP: Indonesia Sulit Capai Target Penurunan Emisi Karbon

Photo Author
- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 15:25 WIB
Pembangkit listrik batu bara Suryalaya, Cilegon. Koalisi masyarakat sipil  JustCOP nilai Indonesia sulit capai target penurunan emisi karbon. (KONTEKS.CO.ID/Dok Greenpeace)
Pembangkit listrik batu bara Suryalaya, Cilegon. Koalisi masyarakat sipil JustCOP nilai Indonesia sulit capai target penurunan emisi karbon. (KONTEKS.CO.ID/Dok Greenpeace)

KONTEKS.CO.ID – Koalisi masyarakat sipil tergabung dalam Just Coalition for Our Planet (JustCOP) menilai bahwa Indonesia sulit capai target penurunan emisi karbon.

Koalisi JustCOP dalam pernyataan dikutip pada Sabtu, 25 Oktober 2025, menyatakan, sulitnya Indonesia mencapai target tersebut karena kebijakan energi saat ini, yakni puncak tertinggi emisi karbon Indonesia yang seharusnya dicapai pada tahun 2030, justru diprediksi mundur hingga tahun 2037.

Semestinya, setiap negara memetakan puncak tertinggi emisi karbon sebelum turun melandai demi mencegah pemanasan bumi yang berakibat fatal bagi peradaban manusia. Namun komitmen Indonesia saat ini justru sebaliknya.

Baca Juga: PTBA Klaim Sukses Tekan Emisi Karbon, Laporan Lembaga Energi Global Justru Kontradiktif

“Puncak tertinggi emisi sektor energi Indonesia ditargetkan mundur tujuh tahun,” kata Syaharani, Kepala Divisi Iklim dan Dekarbonisasi, Indonesian Center for Environmental Law (ICEL). 

Ia menyampaikan, target tersebut mundur dari proyeksi dalam strategi jangka panjang rendah karbon dan ketahanan iklim sampai 2050 (Long Term Strategy-Low Carbon and Climate Resilience-LTS-LCCR).

Kemunduran target yang Syaharani sampaikan merujuk pada Rencana Ketenagalistrikan Indonesia terbaru (RUKN 2024-2060) yang menyebutkan bahwa produksi listrik dari PLTU diperkirakan melonjak dan mencapai puncaknya pada 2037.

Baca Juga: Indonesia Diprediksi Capai Puncak Emisi Karbon Tahun 2035, Begini Langkah Pemerintah

Ia juga merujuk Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang menyebutkan bahwa 79% bauran energi pada 2030 masih berasal dari energi fosil.

“Saat ini, target penurunan emisi karbon Indonesia dengan proyeksi Business as Usual (BAU) pada 2030 masih merefleksikan kenaikan emisi 148% bila dibandingkan dengan emisi karbon pada 2010,” kata Syaharani.

Selain itu, dokumen ENDC yang berlaku saat ini belum secara spesifik menyebut target pensiun dini pembangkit listrik batu bara, yang mendominasi penyedia listrik di berbagai sektor industri di Indonesia.

Baca Juga: Indonesia Diprediksi Capai Puncak Emisi Karbon Tahun 2035, Begini Langkah Pemerintah

Dengan mundurnya target ini, Syaharani melanjutkan, sektor energi yang menjadi penyumbang emisi terbesar masih akan membuang emisi lebih besar lagi.

Menurutnya, ini sudah pasti melampaui tolok ukur batas kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat celcius dari masa pra industri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X