• Senin, 22 Desember 2025

Mahfud MD Bongkar Fakta Kelam Whoosh: Dikuasai China, Utang Menggunung, Indonesia Cuma Jadi Penonton!

Photo Author
- Sabtu, 25 Oktober 2025 | 09:28 WIB
Mahfud MD bongkar fakta kelam proyek kereta cepat Whoosh (Foto: YouTube/Mahfud MD Official/Instagram/@keretacepat_id)
Mahfud MD bongkar fakta kelam proyek kereta cepat Whoosh (Foto: YouTube/Mahfud MD Official/Instagram/@keretacepat_id)

“Sekarang ini China sudah mulai mendapat keuntungan, sedangkan Indonesia masih menanggung utang yang bunganya saja sangat besar,” katanya.

Mengutip riset dari thepeoplesmap.net, Mahfud juga menyinggung janji pengadaan 24 ribu pekerja lokal dari total 39 ribu tenaga kerja proyek yang ternyata tidak terealisasi sesuai perjanjian awal.

“Tapi dalam praktiknya, mayoritas manajemen top level adalah ekspatriat China. Sedangkan yang dari Indonesia sebagian besar hanya buruh-buruh kecilnya,” tuturnya.

China Klaim Proyek KCIC Bawa Manfaat Ekonomi Besar

Pernyataan Mahfud ini berseberangan dengan sikap resmi pemerintah China. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan bahwa proyek Whoosh telah memberikan manfaat ekonomi signifikan bagi Indonesia.

“Kereta api ini telah melayani lebih dari 11,71 juta penumpang, dengan arus penumpang yang terus meningkat,” ujar Guo kepada media pada 20 Oktober 2025 lalu.

Baca Juga: COO Danantara Minta Publik Tak Khawatir Soal Utang Kereta Cepat, Dony Oskaria: Whoosh Banyak Manfaatnya

Guo juga menyebut proyek tersebut menciptakan lapangan kerja luas bagi masyarakat setempat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur kereta.

“Manfaat ekonomi serta sosialnya terus dirasakan, menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat setempat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur kereta api,” imbuhnya.

Restrukturisasi Utang dan Negosiasi Ulang ke Beijing

Meski klaim manfaat terus digaungkan, beban utang raksasa Whoosh tak bisa diabaikan. Pemerintah Indonesia kini dikabarkan tengah menyiapkan restrukturisasi utang dengan tenor hingga 40 tahun, sambil menjajaki negosiasi baru ke Beijing dalam waktu dekat.

Langkah ini, menurut sumber internal KCIC, diharapkan dapat menekan tekanan bunga dan menghindari potensi gagal bayar. Namun, sejumlah ekonom menilai restrukturisasi tanpa transparansi publik hanya akan memperpanjang masalah yang sama.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X