“Di saat yang sama, kemampuan literasi masyarakat di dalam negeri juga harus terus ditingkatkan agar kualitas bahasa kita benar-benar diakui,” tuturnya.
Jadi Jembatan Ekonomi dan Identitas Bangsa
Lebih lanjut dirinya menilai, pengakuan dunia terhadap Bahasa Indonesia tak sekadar kebanggaan budaya, tetapi juga membuka peluang strategis di berbagai sektor, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga pariwisata.
“Negara-negara yang mempelajari Bahasa Indonesia cenderung melihat potensi kemitraan strategis di berbagai sektor,” ungkapnya.
Menurutnya, diplomasi bahasa adalah wujud kekuatan lunak (soft power) yang jarang disadari nilainya.
“Inilah nilai tambah dari diplomasi budaya. Bahasa bisa menjadi jembatan ekonomi dan mempererat hubungan antarbangsa,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Lalu menegaskan bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan refleksi martabat bangsa.
“Keberhasilan Bahasa Indonesia menembus panggung dunia adalah momentum sejarah. Kita harus memanfaatkannya sebagai kekuatan lunak yang memperkuat diplomasi, ekonomi kreatif, dan identitas nasional kita,” tutupnya.***
Artikel Terkait
Kabar Gembira! Bahasa Indonesia Masuk dalam Bahasa Ke-10 yang Diakui Sebagai Bahasa Resmi Sidang Umum UNESCO
Xu Kai Belajar Bahasa Indonesia demi Ketemu Fans di Jakarta, Ini Potret dan Profil Aktor Wonderland of Love
Asal Usul Kata 'Duit': Jejak Sejarah Koin VOC dalam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Kini Sejajar dengan 6 Bahasa Resmi PBB, Sah Bakal Digunakan dalam Sidang Umum UNESCO Tahun 2025