“Dukungan dari Pemerintah Indonesia memberikan keyakinan lebih besar untuk terus mendukung target produksi nasional 2030.”
Blok Ketapang telah dikelola Petronas sejak 2000. Produksi komersial dimulai pada 2015 dan terus berlanjut hingga kini.
Petronas menegaskan komitmennya untuk menggali potensi hidrokarbon secara berkelanjutan dan mendukung kebutuhan energi Indonesia.
Selain Wilayah Kerja Ketapang, Petronas juga menjadi operator di North Madura II, North Ketapang (lepas pantai Jawa Timur), dan Bobara (lepas pantai Papua Barat).
Baca Juga: PM Malaysia: Pengepungan Kapal Petronas di Sampang Madura Diselesaikan Damai
Petronas turut menjadi mitra dalam lima kontrak bagi hasil lainnya di wilayah Sumatra, Laut Natuna, Jawa Timur, dan Indonesia Timur.
Namun, di tengah insiden protes nelayan Sampang baru-baru ini, muncul kembali perdebatan tentang sejauh mana pengelolaan blok oleh perusahaan asing.
Hanya, PM Anwar Ibrahim menegaskan bila konflik yang terjadi pekan lalu itu masih ada di perairan ‘milik’ Malaysia, dalam arti di wilayah yang kontrak kerjanya atas izin Pemerintah Indonesia.***
Artikel Terkait
Profil Selat Bali, Jalur Vital Kapal Penyeberangan Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk
Ada Hiu Goreng, Puluhan Siswa Keracunan MBG di Ketapang
Kejagung Kembali Periksa Kepala SKK Migas Terkait Korupsi Minyak Mentah Pertamina
Nelayan Sampang Adang Kapal Petronas, Tuntut Ganti Rugi Rumpon Rusak
PM Malaysia: Pengepungan Kapal Petronas di Sampang Madura Diselesaikan Damai