Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025, jaksa mengungkap temuan mencengangkan.
Sebanyak 13 perusahaan besar disebut menerima keuntungan tidak sah dengan nilai total mencapai Rp2,54 triliun.
Perkara ini menyeret mantan Direktur Utama Patra Niaga, Riva Siahaan, yang didakwa memberikan harga solar di bawah bottom price, bahkan lebih murah dari harga pokok penjualan (HPP) dan harga dasar solar bersubsidi.
Menurut jaksa, kebijakan itu diklaim sebagai upaya mempertahankan pangsa pasar industri, namun faktanya melanggar pedoman tata niaga Pertamina dan menimbulkan kerugian besar bagi negara.
13 Perusahaan Diuntungkan
Berdasarkan data hasil audit internal dan pemeriksaan kejaksaan, transaksi ilegal tersebut berlangsung sepanjang 2018 hingga 2023, melibatkan sejumlah subholding Pertamina serta kontraktor kerja sama migas (KKKS).
Berikut daftar 13 perusahaan yang menerima keuntungan dari praktik penjualan solar di bawah harga pokok:
1. PT Pamapersada Nusantara (PAMA) - Rp958,38 miliar (anak usaha Astra Group/PT United Tractors Tbk)
2. PT Berau Coal - Rp449,10 miliar (bagian dari Sinar Mas Group, dipimpin Fuganto Widjaja)
3. PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) - Rp264,14 miliar (anak usaha BUMA International/Delta Dunia Makmur - DOID)
4. PT Merah Putih Petroleum - Rp256,23 miliar (dimiliki PT Energi Asia Nusantara dan Andita Naisjah Hanafiah)
Baca Juga: Skandal Solar Bukan Soal Harga Saja, Tapi Penyimpangan Sistemik di Pertamina
5. PT Adaro Indonesia - Rp168,51 miliar (anak usaha Adaro Energy Indonesia milik Boy Thohir)
6. PT Ganda Alam Makmur - Rp127,99 miliar (bagian dari Titan Group)
7. Grup Indo Tambangraya Megah (ITM) - Rp85,80 miliar (melalui 5 anak usaha; dimiliki Banpu Group, Thailand)
Artikel Terkait
Untung Nyaris Rp1 Triliun, PAMA Terjerat Skandal Solar Murah, Sidang Dugaan Korupsi Riva Siahaan Bergulir
Vale Indonesia Dihantam Skandal Solar Murah dan Tuduhan Perusakan Lingkungan
Skandal Korupsi BBM: Nama Vale, Adaro hingga PAMA Terseret, Pengamat Sebut Negara Bisa Tagih Selisih Harga
Skandal Solar Bukan Soal Harga Saja, Tapi Penyimpangan Sistemik di Pertamina