• Senin, 22 Desember 2025

Heboh 2 Profesor ITB 'Jual Ijazah Palsu' di Pasar Seni, Bisa Langsung Foto Pakai Toga!

Photo Author
- Minggu, 19 Oktober 2025 | 20:35 WIB
Pasar Seni ITB 2025 menghadirkan stan jual ijazah palsu (Foto: Istimewa)
Pasar Seni ITB 2025 menghadirkan stan jual ijazah palsu (Foto: Istimewa)

KONTEKS.CO.ID - Pasar Seni ITB 2025 tidak hanya menghadirkan karya kreatif dan pertunjukan seni, melainkan juga menyuguhkan kritik sosial yang cerdas.

Di antara riuh pengunjung dan deretan stan kuliner, terdapat satu stan yang menarik perhatian banyak orang, yaitu stan penjual "ijazah".

Stan ini hadir di area lapangan basket Pasar Seni ITB pada Minggu, 19 Oktober 2025, dengan tajuk "Membukukan Pasar Seni. Menyenikan Pasar Buku".

Program ini diinisiasi oleh Kelompok Keilmuan Literasi Budaya Visual (KKLBV) FSRD ITB sebagai bentuk satir terhadap fenomena "jual beli" gelar akademik yang marak dalam satu dekade terakhir.

Baca Juga: Kabar Terbaru Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi: Roy Suryo Cs Temukan Bukti Baru, dari Ordal KPU?

Ketua KKLBV, Prof. Yasraf Amir Piliang, menegaskan bahwa aksi ini adalah refleksi atas pudarnya kejujuran di berbagai lapisan masyarakat.

“Dari mulai pejabat sampai masyarakat sudah kehilangan kejujuran dan integritas. Hal itu ditandai dari jual-beli gelar yang menghilangkan nilai-nilai di balik proses mendapatkan gelar itu sendiri,” ujar Yasraf dalam keterangannya.

Dalam "ijazah" tersebut tertulis nama universitas fiktif Institut Pasar Seni Indonesia, lengkap dengan tanda tangan Prof. Yasraf sebagai Rektor dan Prof. Acep sebagai Dekan Fakultas Berlaku Sehari.

Ijazah ini hanya berlaku satu hari, sebagai bentuk apresiasi kepada pengunjung Pasar Seni ITB 2025.

Prof. Acep Iwan Saidi menegaskan bahwa ijazah tersebut tidak bisa disebut palsu, meski bukan ijazah resmi.

Baca Juga: Prof Ikrar Nusa Bhakti Bocorkan 6 Poin Pertemuan Empat Mata Jokowi-Prabowo, di Antaranya Ijazah Palsu Hingga Megakorupsi

“Kami tidak mendaftarkan ijazah ini ke KPU sebagai syarat menjadi pejabat publik untuk dipilih rakyat. Kami pikir ini satir yang serius karena pengunjung banyak yang ngantri untuk mendapatkannya. Itu artinya, mereka bersama kami,” kata Acep.

Salah satu pengunjung yang ikut membeli ijazah ini adalah Iwan Pirous, anak dari A.D. Pirouspencetus Pasar Seni ITB. Ia menilai ijazah memiliki kekuatan simbolik yang besar dalam masyarakat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X