KONTEKS.CO.ID – Pengamat politik Prof Ikrar Nusa Bhakti mengharapkan Presiden Prabowo Subianto tidak melanjutkan program Joko Widodo (Jokowi) yang merusak.
Prof Ikrar dilansir siniar Abraham Samad Speak Up pada Senin, 13 Oktober 2025 di Jakarta, mengatakan, Prabowo diharapkan menghentikan program-program era pemerintahan Jokowi yang merugikan rakyat.
Menurutnya, Prabowo harus melakukan itu ketika melakukan evaluasi setahun pemerintahannya nanti.
Baca Juga: Megawati Ogah PDIP Berkoalisi dan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo
"Buat saya, mudah-mudahan ini benar-benar akan dilakukan oleh Pak Prabowo ya," ucap dia.
Ia menegaskan, jangan sampai Prabowo melanjutkan program-program era Jokowi yang merusak dan merugikan rakyat.
"Jangan kemudian dia juga melanjutkan apa yang dulu pernah dilakukan oleh Jokowi," ujarnya.
"Buat saya, mudah-mudahan ini benar-benar akan dilakukan oleh Pak Prabowo ya," ucap dia.
Ia menegaskan, jangan sampai Prabowo melanjutkan program-program era Jokowi yang merusak dan merugikan rakyat.
"Jangan kemudian dia juga melanjutkan apa yang dulu pernah dilakukan oleh Jokowi," ujarnya.
Baca Juga: Makin Santer Isu Reshuffle Kabinet Pemerintah Prabowo, PDIP Respons Begini
Menurut Prof Ikrar, kalau Prabowo sampai melanjutkan program-program tersebut, itu sangat berbahaya bagi rakyat dan negara.
"Rusaknya Indonesia yang banyak orang mengatakan, Pak Gatot Nurmantyo bilang bahwa ini enggak akan bisa diperbaiki dalam waktu 100 tahun Indonesia," ucapnya.
Menurut Prof Ikrar, kalau Prabowo sampai melanjutkan program-program tersebut, itu sangat berbahaya bagi rakyat dan negara.
"Rusaknya Indonesia yang banyak orang mengatakan, Pak Gatot Nurmantyo bilang bahwa ini enggak akan bisa diperbaiki dalam waktu 100 tahun Indonesia," ucapnya.
Baca Juga: Rapor Biru Pemerintahan Prabowo–Gibran, Raih Kepercayaan Publik Meski Ekonomi Belum Pulih
Ia menegaskan, ini bisa dibayangkan begitu panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya. Usia kemerdekaan Indonesia saja belum sampai 100 tahun.
"Waktu awal Reformasi saya bilang, termasuk juga sama teman-teman di Partai Golkar. Saya bilang, itu dalam lima kali pemilu saja, yang namanya reformasi politik ini belum akan terjadi dengan suatu hal yang baik," katanya.***
Ia menegaskan, ini bisa dibayangkan begitu panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk memperbaikinya. Usia kemerdekaan Indonesia saja belum sampai 100 tahun.
"Waktu awal Reformasi saya bilang, termasuk juga sama teman-teman di Partai Golkar. Saya bilang, itu dalam lima kali pemilu saja, yang namanya reformasi politik ini belum akan terjadi dengan suatu hal yang baik," katanya.***
Artikel Terkait
Mantan Intel BIN Sebut Kedatangan Jokowi ke Prabowo seperti Debt Collector: Pemimpin Tak Punya Malu!
Jokowi Dituding Bohong, Eks Intel BIN Sebut Abu Bakar Ba'asyir Dibuat Menunggu 3 Jam demi Pencitraan
Dituding Berbohong hingga 'Jual' Ulama, Eks Intel BIN Ungkap 2 Agen CIA Pernah Temui Jokowi Bahas Abu Bakar Ba'asyir
Ngotot Pertahankan Listyo Sigit sebagai Kapolri hingga Temui Prabowo di Kertanegara, Sri Radjasa: Jokowi Tak Punya Malu!
Geng Solo Masih Bercokol, Prof Ikrar: The Jokowi Legacy Sangat Berbahaya Bagi Indonesia, Enggak Lulus SMP Bisa Jadi Wapres