Agung akui bisnis kilang butuh investasi besar dan risiko tinggi, di tengah efisiensi global yang ketat.
"Pertamina menjalankan dorongan dari pemerintah dengan hati-hati," tambahnya.
Respons ini menunjukkan komitmen Pertamina, meski Purbaya minta DPR dan Danantara lebih tegas awasi.
Bahlil ESDM: Fokus Pengawasan, Bukan Komentar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia juga angkat bicara, tapi ogah terlalu dalam. Ia ingatkan peran kementeriannya hanya pengawasan kolaborasi dengan Pertamina.
"Saya tidak mau mengomentari pernyataan orang lain, silakan ditanyakan kepada orang yang mengomentari," ucap Bahlil saat ditemui di Kantor BPH Migas pada 2 Oktober 2025.
Baca Juga: OJK Sebut BCA Tak Bersalah di Kasus Bobol RDN Rp70 Miliar Panca Global
Bahlil tekankan tugas utama yaitu percepat penyelesaian kilang yang ada.
"Tugas saya adalah bagaimana memastikan agar mengawasi teman-teman kolaborasi dengan Pertamina untuk yang kilang-kilang lagi berjalan cepat selesai," imbuhnya.
Sikap ini hindari friksi antarmenteri, tapi soroti kebutuhan koordinasi lebih baik.
Dampak Impor BBM dan Harapan ke Depan
Kritik Purbaya soroti subsidi energi Rp498,8 triliun di APBN 2025, yang membengkak akibat impor.
Dengan 18 proyek kilang dan tangki penyimpanan senilai Rp232 triliun di bawah Presiden Prabowo, harapannya kurangi ketergantungan. Namun, insiden seperti kebakaran Dumai mengingatkan risiko operasional.***
Artikel Terkait
Tudingan Menohok Menteri Bahlil ke Menkeu Purbaya: Salah Data Harga Asli Elpiji 3 Kg hingga Belum Dikasih Masukan Dirjennya
Dituding Salah Baca Data Harga Elpiji 3 Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Pak Bahlil Betul
LPG 3 Kg Jadi Drama, Purbaya Klarifikasi Jawaban Bahlil: Bisa Jadi Beda Cara Bacanya
Perang Pernyataan Menkeu Purbaya Vs Bahlil Soal Harga LPG 3 Kg, Siapa Salah Baca Data Sebenarnya?
Purbaya Ingatkan Bank Himbara Jangan Gunakan Dana Rp200 T untuk Beli Dollar AS, Rupiah Terancam